Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dukungan Mem Babi Buta

30 April 2016   11:58 Diperbarui: 30 April 2016   14:07 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

cinta luar biasa

cinta buta

membutakan mata hati

juga mata wajah

 

ketika cinta mendera

bukan kepada lain jenis

tetapi cinta kepada tokoh

katakanlah ini sekte pendukung fanatik

 

cinta melanda nyaris membabi buta

semua perbuatan tokoh selalu  benar adanya

belum juga tokoh bicara sudah di iya kan

Kalau perlu pakai rumus pembenaran

Justifikasi  kata orang senayan

Inilah sikap sejati lovers

entah lah fenomena apa ini

 

dan kepada  seteru dia berubah menjadi haters

Dilontarkan rasa benci membabi buta pula

apapun yang dikerjakan tokoh sebrang

Ditasbihkan sebagai kesalahan

tidak ada yang benar dalam pandangan haters

 

entahlah kenapa bisa begitu

ini mungkn ketularan sifat babi hutan

babi ada di semak ladang

rasanya tak ada konsultasi ke dokter mata

babi tidak buta

 

ya babi binatang yang tidak bisa berlari zigzag

berlari luris kedepan

menerabas apa dan siapa saja

tak peduli pokoknya membabi buta

Itulah sejarah peradaban babi

Nan kini  melanda perilaku oknum anak manusia

 

Jadi, apa beda

pembelaan kepada tokoh

tidak peduli salah atau benar

semua di dukung tanpa akal dan nalar

inikah gejala  politik indonesia

dukungan membabi buta

 

salamsalaman

TD

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun