Dokumen Pribadi TD
Dari tadi malam setelah share breaking news Taxi Gratis di kompasiana, (baca disini) awak sudah berniat akan memesan taxi besok pagi. Rencana itu segera di laksanakan setelah ayam berkokok di subuh pagi. Â Seperti biasa awak pesan taxi via telepon rumah. Nomor 021 79171234 sudah sangat familier berhubung kerap kali menggunakan jasa transportasi ini.
Setelah awak deal nomor customer servisi tersebut  yang terdengar adalah nada sibuk.  Awak tunggu dengan sabar dan tutup telepon.  Lima menit kemudian awak telepon lagi, jawaban dari sana masih sama yaitu nada sibuk.  Mulai timbul pikiran aneh di otak.
Pikiran aneh di otak itu berbentuk antara berbaik sangka dengan berburuk sangka atas service gratis Blue Bird (BB). Â Berbaik sangka muncul dipermukaan pertama karena (biasanya) ketika angkat telpon ke nomor tersebut dalam hitungan detik selalu ada jawaban. Â Jawaban standar dari opreter, " nomor telepon bapak ? " Ini pertanyaan recheck ke si penelpon yang bisa dikatakan sebagai klarifikasi. Â Awak segera memberi tahu nomor telepon rumah.
Dari pusat informasi BB hanya ada 2 pertanyaan, perlu  taxi jam berapa dan taxi apa.  Mereka tidak menanyakan alamat rumah karena sebagai pelanggan alamat itu sudah jadi data base BB. (Ini biasanya) namun di pagi Rabu 23 Maret 2016 setelah awak ulang lagi telepon untuk ke - 3 kali ke call centre BB yang terdengar tetap nada sibuk.  Baik sangka itu bolehlah disimpulkan bahwa mungkin opreter BB sangat super sibuk karena begitu banyak pesanan taxi di hari gratis itu.
Boleh kan berburuk sangka. Pikiran yang muncul dipermukaan nadanya begini.  Mungkin sengaja BB mematikan service saluran telepon pesan memesan.  Buruk sangka lain : sopir pada ngadat karena mereka hanya akan melayani gratis dan tentu mempertanyakan hak mereka untuk uang dapur istri. Dengan pola pikir itu bisa jadi  banyak sopir yang istirahat alias tidak narik dari pada dari pada.
Nah karena gagal mendapat layanan via telepon awak bersama istri menuju jalan raya bogor.  Mudah mudahan (dan dengan penuh harap ) bisa bersua dengan taxi BB kosong.  Namun apa boleh buat setelah menunggu lebih kurang 20 menit si taxi biru tak tampak jua.  Ini gagal tahap dua. (Biasanya lagi) dalam hitungan menit selalu saja ada taxi yang lewat,
Terpaksa kami menggunakan tranportasi umum yang tidak gratis. Â Disepanjang jalan awak melirik kanan kiri melihat apakah ada si biru dijalanan raya. Ah ada, namun hanya satu taxi dan berpenumpang. Â (Biasanya lagi)Â Â banyak taxi mangkal di daerah garuda jalan taman mini.
Nah, apa yang terjadi, pada kemana si biru hari ini. (Luar biasa ). Â Ya sudahlah nanti setelah olahraga tennis di Asrama Haji awak akan mencoba mencari lagi taxi gratis. Masih penasaran bagaimana sih rasanya ngobrol dengan sopir yang kemarin ikutan unjuk rasa dan bagaimana pula tanggapan merka tentang taxi aplikasi.
Sementara di wall face book awak mulai ramai tanggapan dari sobat setia.  Tanggapan itu beragam ada yang ngeledek ada pula yang memuji.  Inilah demokrasi semua orang boleh berkicau sesuai dengan pengalaman. Ini dia list sebagian dari celoteh sobat kita :
- seorang tetangga mengatakan bahwa sopir taxi kecapaian karena kemarin ikutan demo jadi hari istirahat
- seorang ibu mengatakan bahwa dia sudah dalam di taxi gratis , alhamdulillah
- seoran teman berpendapat bahwa blue bird sudah berubah jadi angry bird, apa pula ini awak tak mau membahas
- seorang teman lain setelah memesan berkali kali via telepon, akhirnya walaupun lama taxi datang juga  kerumah
- seorang sobat berprediksi bahwa sang sopir mengajak anak istri berjalanjalan kelilng kota dari pada bawa penumpang lain
- seorang teman mengatakan dia berhasil naik taxi gratis namun argo tetap hidup, ini urusan manajemn BBÂ
- seorang bapak menganjurkan awak mencari atau menunggu di pool taxi dengan sabar
Nah, setelah awak selesai olahraga tennis, bersama sobat Syamsuddin ( berkaca mata ) kami menunggu / mencari taxi di dekat  terminal bus way di kawasan Pinang Ranti.  Waduh letih juga mata memandang, menjulurkan kepala sepanjang leher namun dikau si biru tak tampak juga.  Pak Syam orang Lampung nampaknya agak kesal, dengan bahasa plembang dia berkata :  " oi nang dak katek taxi BB tu, sudahlah krno nak nyari yang gartis, kito tesekso begini" .  Ini gagal ke tiga menikmati taxi tak berbayar. Baca juga referensi ini strategi-taksi-resmi-melawan-taksi-plat-hitam
Akhirnya dalam kondisi sangat litak awak sampai dirumah dan tak beniat lagi mau mencari taxi gratis. Gagal maning - gagal maning
Salamsalaman
TD
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H