Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Jum'at Special Haji Dahlan Bin Affan

26 Februari 2016   09:32 Diperbarui: 26 Februari 2016   10:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih awal ke Masjid

Dua rakaat itu disebut fajar karena dikerjakan diwaktu fajar dan disebut Qabliyah Subuh karena dikerjakan sebelum shalat subuh.Shalat inipun disebut juga ratib atau (min) rawatib karena pelaksanaannya mengikuti shalat fardhu, yaitu shalat subuh. Hadist riwayat Muslim dan Ahmad juga menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kedua rakaat itu lebih kusukai dari padadunia dan seisinya". Hal ini karena begitu besarnya fadhilah shalat fajar ini. Bapak duduk tenang berdoa panjang.
Satu persatu jamaah mulai memasuki masjid dan ketika muazin mengumandangkan azan barulah lebih banyak jamaah memasuki masjid. Sesungguhnya shalat subuh itu di saksikan malaikat, catatan absensi itu tercatat akan dibawa malaikat untuk memberikan laporan harian ke hadirat Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Dan(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS.Al-Israa-78). Shalat subuh dihari jumat itu, imam membacakan surat sabihis pada rakaat pertama dan surat alam nashro di rakaat kedua.

Alhamdulillah kewajiban sudah dilaksanakan, Bapakku tidak langsung pulang demikian pula dengan beberapa jamaah sepuh. Berdiam di masjid sampai matahari terbit yang dikenal dengan syuruq. Waktunya sekitar 45 menit dari shalat subuh yang diisi dengan membaca ayat ayat suci al quran. Atau ada juga jamaah yang dzikir. Shalat isyraq, adalah shalat sunnah yang disyariatkan berdasarkan hadist berikut, yang artinya : Dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu beliau berkata: Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa mengerjakan shalatShubuh di masjid dengan berjamaah, lalu dia duduk berdzikir sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahalahaji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya." Bapakku meningalkan masjid ketika sinar matahari menyeripit sedikit di ujung tanah, hari belumlah begitu terang.

 

Hari Jumat Prei Kerja

Seperti pernah aku ceritakan pada bagian pertama, hari Jum’at adalah hari istimewa bagi Bapakku. Tiada kegiatan lain selain ibadah dan ibadah. Sepulang dari shalat subuh, Bapak tinggal saja dirumah, setelah sarapan pagi yang siapkan olek Mamak berupa ubi rebus hasil kebun dan minuman Bapak hanya air putih saja, terkadang minum madu bila sedang ada. Bapak tidak merokok dan minum kopi, tidak pernah satukalipun Bapak merokok atau minum kopi walaupun ditawarkan oleh tuan rumah ketika kami bertandang. Acara sarapan selesai, Bapak berpesan kepada mamak untuk memasak yang enak, ikan emas dan mujahir besar besar pagi ini akan dipancing oleh kakakku Uda Buyung dari balong (kolam ikan) di ujung ladang.

Sebenarnya mamak sudah tahu kebiasaan Bapak setiap hari jumat minta disediakan makanan enak dan pastilah sayur tauco keahlian mamak akan dihidangkan pula. Bapak menuju teras rumah dan bersiap untuk mengaji. Al Qur’an dan terjemahan Mahmud Yunus hadiah Uni Husna Kakak perempuanku yang bekerja sebagai notaris d Bogor. Al Qur’an ini cukup tebal dan Bapak menandai batas bacaannya dengan kertas yang dilipat lipat dan disana tertulis catatan surat, ayat dan juz berapa terakhir yang sudah dibaca. (Al Qur’an ini di hadiahkan beliau kepadaku dan merupakan wasiat yang harus dijaga dan dibaca).

Hampirlah matahari naik seperangah ruang teras rumah sudah disinari langsung matahari, bacaan Bapak selama dua jam lebih mungkin telah mencapai satu juz Al Qur’an. Bapak meletakkan baik baik dan hati hati kitab suci itu di kamarnya dan dengan wudhu yang masih ada Bapak menunaikan shalat Dhuha. Kata mamakku shalat dhuha itu laksanakan paling sedkikit 2 rakaat, baca ayat kursi pada rakaat pertama 10 kali dan Qulhu di rakaat kedua sepuluh kali juga. Insya Allah rezeki yang di atas, bawah, disamping dan dari mana saja akan menghampiri kita tentunya dengan syariat berusaha.

Mamakku memang saudagar tangguh, tapi hari Jum’at tidaklah pergi ke kalangan kampong kampong sebelah. Hari Jum’at kata Bapakku prei. Setelah shalat dhuha, Bapak memotong kuku mulai dari kaki dan tangan, anehnya memotong kuku tidak memakai pemotong kuku modern (?) tapi Bapak menggunakan pisau belati…. Masya Allah beraninya. Semua dibersihkan, janggut dan kumis dipatutpatutkan didepan kaca kecil, diraba raba bapak pipi kulit mukanya untuk memastikan apakah masih ada sehelai rambut yang belum di potong.

Wudhu Bapak

Setelah acara bersih bersih, waktu sudah menunjukkan Pukul 10.30. Bapak bergegas ke balong bawah untuk mengambil air wudhu. Kami punya sumur, airnya bersih namun Bapak tetap saja berwudhu di kolam, katanya air kolam banyak lebih dari mencukupi syariah, air yang banyak akan salling mensucikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun