Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kompasianer] Saling Menguatkan

15 Februari 2016   12:33 Diperbarui: 15 Februari 2016   12:59 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Dokumen Pribadi TD"][/caption]Tulisan in terinspirasi dari kesungguhan shohibs kompasianer ketika  pengembaraan  selalu menampilkan berita baitullah. Pengamatan ini bukan sejenak, namun telah terikuti sejak beberapa tahun lalu ketika takdir memperkenalkan  awak dengan Shoihbs Taufikuieks, Agung Soni dan Gaper Fadli.

Ada rasa senang di hati ini, mendapatkan kawan seiman dan sejalan serta kesamaan visi dalam mendawamkan syiar Agama Islam. Melalui media jurnalis sungguh sangat banyak sahabat yang saling menguatkan, namun pada kesempatan ini izinkan  mengangkat profil sobat yang awak kenal karib di dunia maya dan di dunia nyata.

Syed Taufikuieks awak kenal sejak sama sama mengikuti Program S2 di Kajian Timur Tengah dan Islam Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Montir pesawat terbang ini dalam kapasitas manejer di salah satu maintenance airplane acap sekali ke luar negri. Kesempatan ke negri orang selalu dimanfaatkan untuk singgah di masjid kota setempat. Inilah keistimewaan Shohibs Taufik, kisah pengembaraan lebih  30  negara itu  di tulis dalam bentuk reportase wisata religi di kompasiana.

Tulisan ini selalu mendapat apresiasi dari pembaca dan mendapat apresiasi HL dari admin.  Memang  sangat langka ada penulis yang menyempatkan diri muhibah ke baitullah apalagi di luar negeri.   Tulisan tulisan itulah yang akhirnya menjadi buku Mengembara ke  Masjid Masjid di Pelosok Dunia.  Ketika  di dalam negri Taufik Uieks acap membawa oleh  oleh reportase masjid, artinya masjid sepertinya sudah menjadi sasaran utama yang tak tertinggalkan ketika melalang buana.  

Shohibs R Gaper Fadli lain lagi cara mensyiarkan Islam.  Mantan wartawan RRI ini awak kenal mempunyai perhatian khusus terhadap baitullah.  Pertama bersama tim yang terdiri dari Bang Thamrin Sonata, Kang Rifki Feriandi dan Ibu Ngesti hadir di Masjid Jami An Nur.  Niat sohibs tersebut tidak lain menularkan kiat menulis kepada remaja masjid.  Keikhlasan dan kepedulian berbagi ilmu serta  memberikan hadiah buku kepada remaja awak anggap sesuatu yang luar biasa. Kendala lintas  batas geografis nampaknya tidak menjadi masalah sehubungan kuatnya niat  syiar Islam.

Kemudian shohib ini dengan caranya sendiri mampu membuat jamaah Masjid Jami Annur tersenyum  Sempat memberitakan tentang masjid kami melalui satu jepretan saja dari seberang jalan.  Kesan perhatian ini sangat menyentuh, bahwa ada lho yang memberikan atensi kepada Masjid jami An Nur.  Kemarin Mas Gaper memberitakan dan men share tulisan terkait persingahan di Masjid Al-Mi'raj Tol Purbaleunyi km 97.  Beliau memberikan informasi bagaimana masjid di wilayah transit  mampu memberikan nuansa tersendiri dalam syiar islam dalam bentuk meng informasikan barang jamaah yang tertinggal.  Belum lagi ke istimewaan syiar melalui billboard yang mampu memakmurkan baitullah.

Terahir Mas Agung Soni.  Awak dua kali  bertemu dengan kompasianer yang bermukim di Denpasar Bali.   Sungguh terkesan dengan konsistensi membela agama. Terharu mendengar curhat beliau di hadapan Presiden Jokowi terkait perasaan hati minoritas Islam di pulau dewata.  Sungguh suatu perjuangan yang tidak gampang hidup sebagai minoritas, namun kesungguhan hati mampu mengatasi kendala tersebut. Selain itu Mas Agung Soni penggiat  dunia maya yang mendirikan Grup Facebook Love Islam.  Inilah wadah kami bertukar informasi syiar untuk  saling menyemangati dan menguatkan.

Dokumen Pribadi TD

Ya sobat sobat kompasianer berupaya memakmurkan masjid dengan cara unik dan berbeda satu sama lain. Seyogyanya Baitullah itu harus makmur.  Indikatornya Baitullah harus mampu memakmurkan jamaah yang ada di sekitar dimana masjid tersebut didirikan. Ketika Masjid belum menjadi sentra kegiatan maka  kemakmuran itu sepertinya tertunda.  Sebenarnya ada cara sederhana bagaimana kiat Memakmurkan Masjid.  Kiat  tersebut awak tulis dalam buku Magnet Baitullah (Tiga Syarat Utama Memakmurkan Masjid).

Pengalaman selama 10 tahun lebih menjadi pelayan masjid dituliskan disini.  Alhamdulillah berbekal niat semata mengharap redha Allah SWT Masjid Jami An Nur saat ini mulai  mampu memakmurkan warga setempat. Masjid Jami An Nur rutin setiap bulan menyantuni 40 orang anakm yatim. Kini awak berupaya menularkan upaya memakmurkan baitullah melalui pemberian hadiah buku Maghnet Baiitullah ke setiap masjid masjid nan di kunjungi.

Ahad kemarin hadiah buku diserahkan kepada pengurus Masjid As Syifa di Perumaham Garden Cibubur.  Di Masjid ini awak usulkan agar di adakan kegiatan remaja  berupa pembentukan hadrah (rebana). Insha Allah daya tarik rebana akan membuat anak anak senang datang ke Masjid.  Ahad sore awak muhibah ke Masjid Baiturrahman di Perumaha Bumi Harapan Permai (BHP) di kawasan Kampung Dukuh Jakarta Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun