Prof. Dr Lydia Freyani Hawadi dalam Kata Pengantar menyatakan bahwa tulisan Taufik Uieks unik. Curiostity nya besar sekali. Punya backround pendidikan nano nano dan pekerjaan yang sepertinya tidak nyambung. Selanjutnya Profosesor Bidang Psikologi ini mengatakan bahwa dengan passion travelling nuansa islami ternyata Penulis mampu mengantarkan pembaca seolah ikut dalam pengembaraan emosional ke Baitullah Manca Negara. Apabila di bidang kuliner ada Bondan Maknyus maka pada gilirannya Buku Mengembara Ke Masjid - Masjid di Pelosok Dunia akan mendapatkan Label Smart Traveller, tidak asal berwisata saja namun ada nilai Syiar Islam yang termaktub didalamnya dan tiada duanya.
Isi buku dibagi dalam 5 bab sesuai dengan pengelompokan pengembaraan Penulis di 5 benua. Terdapat 5 reportase muhibah di Timur Tengah, 4 tulisan di Benua Amerika, dan yang paling banyak di Benua Asia yaitu 25 Masjid yang di kunjungi. Selanjutnya di Benua Australia Bab 4 terdapat 3 Masjid sedangkan di Benua Eropa Penulis melaporkan kunjungan di 18 detinasi wisata rohani. Inilah catatan wisata rohani unik yang di kumpulkan selama bertahun tahun kemudian di posting ke kompasiana.com dan akhirnya bermuara menjadi sebuah buku langka yang menjadi referensi Pustaka Islami.
Luar biasa niat kuat Penulis berkunjung ke tempat ibadah mancanegara bukan justru ke destinasi wisata terkenal yang banyak didatangi wisatawan. Dalam perjalanan wisata rohani ini Taufik Uieks terkadang pergi bersama Istri Ibu Ratna Dewi yang juga bekerja di Bidang Penerbangan. Atau bersama rekan se profesi atau bisa juga meminta bantuan warga setempat nan seiman untuk mengantarkan ke baitullah yang berada di kota atau di sekitar wilayah negara tersebut.
Biasanya setelah selesai melaksanakan tugas pokok men servis atau maintenance pesawat terbang Penulis langsung mempergunakan waktu seoptimal mungkin berkelana mencari masjid. Setelah ditemukan baitullah tersebut, sebagai bukti kehadiran atau alibi di tegakkan sholat sesuai dengan waktu setempat atau paling tidak shalat sunah 2 rakaat. Subhanallah nikmat mana lagi yang engkau dustakan mendapatkan anugerahj bisa meninggalkan sidik jari di masjid pelosok dunia. Inilah yang akan menjadi saksi di akherat bahwa seorang anak manusia telah memakmurkan baitullah manca negara. Yes, Tidak semua orang bisa melakukan amal ibadah ini dan kemudian diabadikan dalam sebuah buku (kitab).
Pengembaraan Penulis selama 30 tahun ke manca negara selalu di niatkan singgah di masjid pada kota setempat. Muhibah di negara dengan penduduk minoritas beragama Islam untuk menambah wawasan terutama terkait kehidupan muslim di negara tersebut terutama untuk mengenal lebih jauh sejarah mulai masuknya Islam dan berkembangnya ajaran Islam di sana. Sebagai contoh Penulis menuturkan bagaimana masjid di ibukota Rwanda Kigali mampu menyatukan perseteruan antara suku Hutu dan Tutsi yang terlibat perang saudara. Tertulis pula sejarah ketika Masjid Raya Paris menjadi tempat persembunyian sekali gus perlindungan Kaum Yahudi dari kejaran Tentara Nazi.
Lihat di halaman 283 – 289. Penulis menuturkan pengalaman menjadi Marbot di Masjid Bawah Tanah Athena. Dalam kosa kata melayu marbot adalah seseorang yang didapuk menjadi pelayan baitullah yang bertugas membersihkan rumah suci Tuhan, menjadi muazin dan terkadang ditugasi pula menjadi Imam Shalat. Seorang pengembara menjadi marbot tentu merupakan kisah nyata yang sangat fenomenal sekali ditinjau dari pendekatan sudut pandang travelling. “ kami bertiga kemudian mengambil wudhu ditempat yang cukup gelap. Pada saat kami masuk, rungan dalam keadaan gelap. Lampu lampu masjid kemudian dinyalakan oleh orang tadi. Kemudian dia berkata bahwa dia akan pergi, dan seandainya kami selesaim shalat diharapkan mematikan lampu dan kemudian menutup rolling door” Inilah kondisi factual masjid di negeri orang terutama di Negara Islam minoritas.
Menurut hemat saya, Umat Islam sedunia ada baiknya mengkoleksi dan membaca buku Mengembara Ke Masjid - Masjid di Pelosok Dunia karya gemilang Syed Taufik Uieks. Buku yang ditulis bukan oleh seorang ustazd apalagi ulama ini menyiratkan bahwa pesan Al Qur’an “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18). Makna nan tersirat dari Ayat ini dimana Umat Islam mendapat jaminan anugerah petunjuk nan benar dan lurus dalamm kehidupan dari Allah SWT sepanjang mereka memakmurkan Masjid. Buku Syed Taufik merupakan bukti nyata bahwa Belau telah memakmurkan Baitullah Manca Negara melalui buku ini.
Bagi sobat yang bersegera akan mengkoleksi Buku ini bisa langsung menghubungi penulis di kompasiana.com atau di akun Taufik Uieks di Facebook atau juga bisa di pesan melalui on line pada bukalapak. Sebagai seorang sobat saya merasa bangga bersahabat dengan Syed Taufik Uieks, semoga limpahan pahala akan mengalir terus seiring dengan prediksi buku ini akan menjadi Best Seller di kancah penerbitan Buku Buku Islam.
Ilustrasi Dokumentasi Foto : Taufik Uieks
Salamsalaman
TD