Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pesan Moral Semut Untuk Manusia

8 November 2015   18:57 Diperbarui: 8 November 2015   19:38 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa beda semut dengan serangga.  Sama sama khewan kecil merayap  dibumi. Dahulu kala jenis binatang ini semuanya bernama sama yaitu semut.  Namun dengan berjalannya waktu, ada kelompok semut yang sangat agresif.  Mereka tidak mau sedikitpun diganggu.  Seandainya ada para pihak yang mengusik ketentraman,  mereka sangat reaktif.  Langsung membalas dengan cara menggigit.  Sejak zaman itulah semut reaktif ini di beri nama Serangga.  Bisa jadi  Raja Semut ketika iu memutuskan nama baru bagi komunitas ini berawal dengan kata kerja Serang.  Jadilah gerombolan semut penyerang disepakati diberi nama baru yaitu  Serangga.  Artinya kelompok penyerang dalam himpunan keluarga.

Serangga merah agak eklusif agaknya.  Mahluk paling sempurna di muka bumi yang bernama Manusia pun paham akan keganasan semut rang rang ini.  Kenapa lagi di cap dengan nama rang rang.  Boleh jadi karena kelakuan si rang rang  suka mengerang ngerang tak mementu dan akhir kumat mengigit siapa saja yanga ada di sekitarnya.  Walupun anatomi serangga termasuk golongan makhluk mini dibanding khewan lainnya, keberadaan mereka jangan dianggap enteng.

Bahkan Nabi Sulaiman pun angkat topi kepada komunitas semut semut kecil. Alkisah Nabi nan  pandai berbahasa binatang ini sedang menjelajah bumi dengan pasukan berkuda.  Telinga nyaring Nabi Sulaiman mendengar keluhan semut di tengah perjalanan yang akan di lalui nabi terkaya di muka bumi.  Sulaiman tersenyum mendengar celotehan semut.  Beliau berhenti sejenak dan memberi komando kepada pasukan berkuda agar berhati hati menjejakkan kaki di bumi karena ada protes dari sang semut. 

Kisah ini merupakan  cuplikan dari ayat Al Qur'an surat An-Naml ayat 18 yang artinya, "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."  (QS. An-Naml: 18).   Pesan moral Nabi Sulaiman kepada Para Penguasa  " jangan menginjak rakyat kecil"

Makna hakiki nan terkandung dari pesan semut kepada manusia adalah agar dikau makhluk jangan sombong karena  besar tubuhmu.  Jangan kamu takabur dengan sosok fisik sempurna nan gagah  dan jangan pula kalian berbangga diri dengan kehebatannmu.  Kami walaupun makluk kecil jangan dianggap enteng. Sifat kegotong royomgan kami nan turun menurun belum juga luntur seperti yang terjadi pada budaya manusia.  Terbukti dalam kisah kisah tradisonal khewani,  tersiar bahwa gajah situbuh tambun  bisa dikalahkan oleh semut. Malah  dengan sifat kerja sama super kompak bersatu semut mampu membawa bangkai gajah ratusan kilometer.

Selain itu terdapat pula pesan semut kepada manusia.  Semut berujar " hai manusia  janganlah kalian mencontoh "perilaku buruk" kami "  Sadarkah kalian manusia yang selalu menpercundangi kami dengan ungkapan ada gula ada semut.  janganlah begitu.  Menurut nenek moyang semut, kami mendekati gula karena gula itu adalah makan pokok.  Kami tidak korupsi, kami menyantap  gula hanya semampu dan sebanyak isi perut kami yang kecil ini.  Beda dengan manusia, makan "gula" bukan untuk melepaskan dari rasa lapar saja, malah manusia dengan sifat kerakusannya berusaha menimbun gula untuk 7 turunan.  Pesan Moral Semut kepada Manusia : "jangan mengambil bukan hakmu, apalagi harta itu milik negara". To the point Dilarang  Korupsi . 

Salamsalaman

TD

Ilustrasi natasyapaat97.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun