Waktu tak pernah berhenti
se detik pun
waktu tak pernah bersahabat
se menit pun
waktu tak pernah menunggu
se jam pun
dia beringsut lambat bak siput dipasir
ketika aku berkerja
dia berlari kencang bak kijang hutan
bagi ku yang sedang menyepi
dia bergerak perlahan bak pengantin
ketika aku berharap harap
hitungan waktuku tidak selalu 24 jam
matahari 12 jam ketika terang
ukuran bulan 12 jam ketika malam
namun bagiku tidak selalu demikian
adakah lorong waktu
‘sperti  kisah kisah kuno
membawa jasad meloncat ke zaman purba
atau membawa hasrat
menyeruak ke zaman impian masa depan
mungkin lorong waktu itu hanya ada dikala mimpi
menembus dimensi waktu seketika
membawa diri seutuhnya ke alam lain
Â
beza bagi kaum sufi
‘krna kebersihan hati, mampu menjelajah lorong waktu
Â
sementara menunggu terkuak lorong waktu
ku berharap dan berharap
dalam doa
wahai sang waktu
berlama lamalah ketika aku senang
wahai sang waktu
segeralah menghilang ketika aku menanggung perasaan
ingin kulipat waktuku
ingin kulenyapkan sejarah kelabu
ingin kuhilangkan deritaku
Salamsalaman
TDÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H