Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ini Dia Ketupat Plastik

16 Juli 2015   14:44 Diperbarui: 16 Juli 2015   14:44 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ada Lebaran Ada Ketupat

Lebaran tanpa ketupat ibarat sayur tanpa garam.  Bayangkan makan sayur tanpa rasa, pasti hilang selera. Demikian juga dengan lebaran. Kurang nendang rasanya kalau di hari lebaran  Ketupat tradisonel dibuat dari pelepah daun kelapa atau  janur.  Janur diambli dari pohon kelapa paling atas, dipilih yang masih muda dengan tanda warna kuning.  Janur di rekayasa dalam jalinan khusus sehingga jadilah dia tempat atau rangka daun untuk menampung beras.

Awak masih teringat kisah sewaktu masih kecil di Kampong Tempino.  Sehari menjelang tibanya hari raya idhul fitri setiap rumah di komplek pertamina bersibuk diri membuat sarang ketupat. Janur kuning terhampar di serambi rumah, tampak ibu ibu dan anak padusi dan anak lelaki sibuk merangkai sang janur menjadi ketupat.  Bagi  anak anak yang belum bisa merangkai ketupat maka sang ibu atau yang senior turun tangan untuk mengajarkan sang pemula sampai dia bisa.  

Si pemula terpaksa harus bisa buta rangka ketupat kalau tidak, kisah cerita mistik berbau horor bahwa  kalau ada anak tidak mampu merangkai ketupat daun maka dia akan diangkat brata kala kelangit.  Inilah model motivasi tradisional dimana pembelajaran menjadi  sangat ampuh ketika dilakukan  melalui sedikt ancaman.  Hasilnya anak anak segenerasi  awak tahun 50- an dapat dipastikan mampu membuat ketupat. Tadi siang awak mencoba mempraktekkan lagi cara merangkai ketupat.  Alhamdulillah memory  ketrampilan  jari masih bagus sehingga  ketupat tersebut berhasil  dibuat.

Anak anak generasi setelah itu apalagi anak yang dilahirkan di Jakarta terlihat bengong ketika menyaksikan orang kampong merangkai  daun janur.  Dalam benak mereka timbul pertanyaan  bagaimana sih membuat ketupat. Kog aneh daun janur yang panjang melebar bisa direkayasa bentuknya menjadi ketupat yang indah.  Yes peradaban berjalan terus anak anak kota ini nampaknya enggan belajar merangkai ketupat, bisa jadi karena ada ketupat plastik yang katanya lebih praktis.

 

Ketupat Bungkus Plastik

Ribut ribut  beras plastik beberapa bulan lalu menyebabkan warga super hati hati terkait asupan makanan pokok penduduk nusantara.  Awak juga tadinya super hati hati ketika melihat ketupat plastik.  Namun rasa ragu ragu itu serta merta hilang setelah melihat, menyimak dan mempelajari dan kemudian menyentuh di ketupak plastik itu.  

Ketupat  itu ternyata  yang terbuat dari plastik hanya bungkusnya doang.  Seperti  sobat saksikan di dokumentasi foto diatas ketupat itu sebenarnya bernama ketupat mini. Kemasan ketupat mini memang menarik, berisi 30 bungkus  plastik berisi beras.  Setiap bungkus kecil beratnya 20 gram. Di kemasan tertulis tanpa bahan pewangi.  Ketupat mini ini produksi dari negara Malaysia, namun telah tersedia di toko All fresh.

Uni Husna Bundo Kanduang Kaum Petokayo membawa 2 saset ketupat mini ke rumah kami di Tempino.  Uni Lies istri Uda Buyung diajarkan bagaimana cara memasak ketupat plastik itu.  “ cuci dulu karngka plastik berisi beras itu sampai bersih, kemudian rebus di dalam air hangat penuh selama 90 menit".   Awak menyaksikan ketupat yang telah direjang itu berwarna putih transparan dan masih panas.   “ biarkan ketupat kemudian letakkan didandang, tunggu  sampai dingin, nanti ketupat bungkus plastik itu akan mengeras dan siap untuk santap bersama rendang atau gulai nagka plus ayam.

Jadi tahun ini Uda Buyung si pemilik rumah tidak usyah lagi memanjat pohon kelapa mengambil janur. Kita coba dulu pola instan modern ketupat yang dikemas dalam katong plstik.  Namun awak agar suka ria  juga ketika melihat di rumah mertua ketupat daun janur masih hadir  disini.  Terlhat Nenek si Amel, Linda adik istri tercinta serta sepupu Uni Aya sedang merangkai daun ketupat.  Alhamdulillah tradisi ini masih lekang di kampong kami.  Rangka ketupat yang besar itu nanti diisi beras dan ketupat yang kecil akan kita isi dengan ketan hitam demikian arahan Mertua Hajjah Yunidar.

Apapun Ketupatnya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun