Mimpi untuk anak anakku, selesai kuliah  dan mendapat pekerjaan terbaik dan kemudian menikah dalam kesaksian ayah bunda.
Mimpi spesial untuk Masjid Jami Annur dimana kami berladang pahala. Â Shalat fardhu seramai shalat jumat itulah indikator kemakmmuran Baitullah. Dan anak anak yatim kampong kami mendapat penghormatan mulia dari warga asrama. Tersedia santunan istiqomah setiap purnama dan memberikan kenikmatan betapa syedap hidangan makan disetiap nampan belanga.
Mimpi untuk tim hadrah remaja bimbingan Khadimullah, semoga diberi kepiawaian menabuh tambur sehingga menjadi juara nasional rebana remaja masjid.
Mimpi satu lagi setelah itu adalah diberi keleluasaan menulis. Dan atas  seizin Malaikat kiranya tulisan tulisan itu bisa di jilid menjadi kitab.  Sudah delapan buku di terbitkan dan kalau boleh bermimpi kiranya di kabulkan disampul  kitab tertulis nama Thamrin Dahlan itu tersedia dalam katalog di setiap perpustakaan nasional dan internasional.  Buku sejatinya adalah  saksi abadi kehidupan seorang anak manusia di muka bumi.
Mimpi, semoga anak anak Indonesia tidak dilarang bermimpi dengan alasan apapun termasuk HAM. Mereka bukan generasi pelamun, biarlah angan angan tinggi melayang melintas awan dan kemudian di tangkap malaikat rupawan untuk dikawal dan diantarkan  menjadi kenyataan.
Muluk muluk kah impian seorang penulis tua di usia senja. Entahlah.  Semua harapan itu menjadi penyemangat dan tetap berharap semata  menggapai  redha Tuhan. Akhirnya terpulang kepada takdir setelah upaya manusia didawamkan. Soal pencapaian diserahkan pada sunatullah alam ketika dimensi waktu yang semakin mendekati tanda tanda  ketiadaan.
Salam salaman
TD
Note :
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan dan Hasil Karya Peserta Event Fiksi Aku Punya Impian di Kompasiana.
Silahkan bergabung di Fb Fiksiana Community.