Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Vs Demokrat: 3 - 0

20 Februari 2012   05:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:26 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media vs Demokrat : 3 - 0

by Thamrin Dahlan

Pertandingan dimulai, Media VS Demokrat, prediksi saya 3 untuk media Demokrat 0.  Kemenangan media pertama melalui tendangan finalti, akibat demokrat melakukan pelanggaran berat yaitu metakling UUD 45. Kemenangan pertama terajadi pada babak pertama ketika wasit meniupkan peluit. Mahkamah Konstitusi sebagai wasit  yang memberikan hadiah pinalti itu.  Kebebasan  pers yang bertanggung jawab merupakan Hak Azazi manusia yang tidak boleh dipasungt oleh siapapun.

Babak pertama baru berjalan 20 menit, demokrat kemasukkan gol lagi.  Kali ini bukan dari tendangan filnati tetapi dari kelengahan back kiri.  Back kiri membiarkan striker media masuk kekotak finalti akibat kader demokrat dijadikan tersangka lagi olehj KPK.   kader tersebut tidak bisa kosentrasi menjaga wilayahnya, pikirannya terfokus bagaimanan cara merekayasa kebohongan baru melanjutklan kebohongan sebelumnya.Skor menjelang turun minum 2 - 0 untuk media.

Wasit meniup peluit,  babak kedua dimulai.  Demokrat mengganti  3 pemain sekaligus. Kader yang ditunjuk adalah pemain utama demokrat yang sering muncul di media.  Sehubungan diboikot media, sang televisioner ini menderita deman karena sudah jarang dipanggil ke station tv dalam acara talkshow. Kader menggunakan kesempatan emas pertandingan agar diliput media.  Akibat over acting dalam bermain,  sang kader berlaku kasar terhadap pemain media, dia menonjok atau membanting kamera sang wartawan. Wasit memberikan kartu merah untuk si kader, dikeluarkan dari lapanagan dengan tidak hormat dan didenda tidak bisa main lagi untuk 3 pertandingan kedepan.

Gol ke - 3 tercipta atas permainan cantik dari media yang stikernya terdiri dari wartawan media cetak, wartawan media online dan wartawan radio.   Gocekan ke - 3 striker ini mampu melewati gelandangn dan wasit termasuk kiper.  Pe;atih salah memberikan instruksi dan terllau ribut dilapangan.  Pembina elatih dan pelatih utama termasuk asisten pelatih bertengkar di pinggir garis.  Akibatnya kader ech pemain jadi bingung instruksi mana yang akan dilaksanakan.  Akhirnya akibat tidak ada kerjasama dilapangan maka dengan mudah lawan melewati, goal... 3 - 0 untuk media.

Ilustrasi tersebut diatas akan benar benar terjadi, seandainya Demokrat bermaksud dan kemudian melaksanakan  boikot kepada Media.   Partai Demokrat akan rugi sendiri seoerti yan diuraikan diatas.  kerugian itu seperti diuraikan diatas meliputi :'


  1. Melanggar Undang Undang Pers
  2. Pembiaran kader yang bermasalah tetap dipertahankan
  3. Soliditas kader yang semakin rapuh akibat pimpinan partai yang tidak kredibel


Jadi, perlu berpikir 7 kali sebelum memboikot media.  Biarkanlah media menjalankan tugas pokoknya, kalaupun ada media yang tidak objektif lawan dengan informasi akurat disertai bukti bukti kongkrit.  Itu saja koq repot kata Gus Dur.  janga membunuh tikus dengan membakar rumah.  Thats stupid.

Tindakan paling cerdas untuk menyelamatkan Partai dari prahara adalah bersih bersih.  Tindakan Tegas dan Berani dari Bapak TB Silalahi . TB berarti Tegas dan Berani.

Jakarta, 20 Februari 2012

Salamsalaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun