[caption id="attachment_170918" align="aligncenter" width="640" caption="Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di kediamamnnya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2/2012). Susilo Bambang Yudhoyono diantaranya menjelaskan tentang situasi yang dihadapi Partai Demokrat, isu pencopotan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PD dan kader partai yang terlibat perkara hukum./Admin (KOMPAS/Riza Fathoni)"][/caption] Dalam acara tanya jawab semalam (Senin, 13 Februari 2012) di Istana Merdeka Jakarta, Presiden menjawab pertanyaan wartawan tentang kasus Nazaruddin. Pertanyaan itu khusus ditujukan pada kebenaran ada tidaknya pertemuan di Cikeas sebelum Nazaruddin lari ke luar negeri. SBY menjawab bahwa dalam proses pemecatan Nazaruddin dari Partai Demokrat, Anas mengatakan jangan dulu dan mengatakan bahwa Nazaruddin akan bicara sesuatu di pertemuan itu. Menurut SBY apa yang dikatakan Nazaruddin dalam pertemuan tidak sama dengan apa yag dijanjikan Anas. Nazar ketika itu bicara ngak jelas arahnya. Ketua Umum Partai Demokrat membohongi saya. Saya kemudian marah besar. Kalau kita jeli, sebenarnya pesan inti yang disampaikan Presiden RI itu memberikan sinyal bahwa hubungan Beliau dengan Anas tidaklah elok lagi. Sinyal ini seharusnya ditangkap oleh KPK untuk segera bertindak memberikan status hukum yang jelas kepada Anas. Bukti bukti baru, mulai bermunculan dengan adanya pengakuan menerima uang pada kongres oleh salah satu Pimpinan Cabang Partai Demokrat. Jawaban SBY yang lain pada acara temu muka dengan wartawan, seperti kasus Century, pengalihan BBM ke BBG tadi malam bagi saya normatif. Justru curhat bahwa SBY dibohongi Anas itulah pesan utama yang ingin disampaikan SBY ke khalayak. Tidak lebih seminggu setelah SBY mengatakan di Cikeas bahwa status Anas terserah KPK seiring dengan jalannya proses pemeriksaan pengadilan pada kasus Wisma Atlet, kini SBY mulai menampakkan sikapnya terhadap Ketua Umum Partai Demokrat. Nampaknya Anas semakin terpuruk, karena Boss besarnya sudah kecewa kepada dirinya. Bola panas ada ditangan KPK, apalagi yang Tuan Tuan ragukan untuk menentukan tersangka tersangka baru dalam kasus wisma atlet. Keberanian Abraham Samad jangan hanya stop di Angelina Sondakh, tetapi seharusnya lebih dari itu. Rakyat menunggu perkembangan kasus ini dari hari kehari, sementara Kader Kader Partai Demokrat, mulai pasang ancang ancang, apakah mereka akan tetap diperahu bocor yang akan tenggelam ataukah akan melompat keperahu yang lain. Perahu itu bisa diselamatkan, kalau nakhoda beserta awak kapal yang masih memiliki loyalitas dan berdedikasi mau membersihkan muatannya dari penumpang yang membawa bom waktu atau apalah namanya yang bisa mengganggu perjalanan pelayaran perahu menuju 2014. Waktu berjalan terus, keterlambatan dalam bertindak akan berbanding lurus dengan kegagalan memperbaiki citra partai. Cita cita Pendiri Partai yang telah ternoda oleh nafsu syahwat duniawi oknum kader partai seharusnya segera dibangun lagi melalui upaya sapu bersih yang diharapkan bisa dilakukan oleh Bapak TB Silalahi. TB itu bermakna Tegas dan Berani. Jakarta, 14 Februari 2012 Salamsalaman TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H