tuan tuan, dikau masih saudaraku
kita setanah air, sebangsa dan di takdirkan lahir di persada
kita cinta negeri ini, sangat cinta
Tuan tuan saudaraku
kini pesan pesan atau aspirasi  lebih mudah diterima,
di alam demokrasi, kita bebas berpendapat, kita bebas bicara
bebas menyampaikan nasehat, ataukah menghujat, bebas berkeras suara
tetapi saudaraku, kenapa pesanmu disampaikan lewat bom bencana
bukankah itu mencederai diri saudara kita jua
terkadang, kami juga tak suka dengan pemerintah
tak suka dengan arogansi birokrasi yang menyebalkan muka
kami juga muak dengan syahwat penguasa
dan kami juga tak suka pemerintah yang menelantarkan massa
tapi kami meyampaikan nya dengan berbagai cara
paling tidak unjuk rasa, atau dengan pena
memang terkadang rasa kecewa membuncah
rasanya ingin negeri ini segera berubah
negeri damai sentosa dan sejahtera
tuan tuan, saudaraku sebangsa
tak eloklah berpesan mencederai jiwa
hentikanlah, mari duduk bersama, kita musyawarah
dengan hati panas namun kepala dingin keluarkan bicara suara
tuan tuan kita masih saudara
hentikanlah cara yang tak berbudaya
kami tahu, dikau tak becanda
Tuan tuan saudaraku, sampaikanlah pesanmu di media .........
Tempino, 20 Maret 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H