Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kompasianer Idaman

2 Desember 2010   01:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:07 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_75352" align="alignleft" width="300" caption="Kompasianer Idaman versi jajak pendapat TD"][/caption]

Tante ku : Tante paku Beranjak dari posting Tante Paku 1 Desember 2010 dengan judul Pro Kontra Kompasiana Award (Bagian ke-2), maka inspirasi segera bermunculan. Inilah hebatnya kompasiana, setiap membaca posting dan memberi tanggapan selalu saja timbul inspirasi baru yang segar kemudian bersinergi dengan imajinasi dan motivasi menulis. Sebelum lupa melanjutkan tulisan ini ada baiknya apresiassi special dipersembahkan khusus untuk Tante Paku. Ibu kita ini  layak di nobatkan sebagai The Real Comment Champion 2nd Kompasiana (versi TD).  Award ini diberikan berdasarkan penilaian objektif  yang dinyatakan dalam  ungkapan kalimat seperti ini :  Mana ada kompasianer sehebat Tante Paku, membaca dan memberi comment hampir kepada 98,99 persen tulisan yang posting. Boleh standing applaushahahaha, hehehehe, hihihihihi, tambah huhuhuhuhu dan hohohohohohho, wkwkwkwkw xixixixixix. Tulisan  itu adalah bentuk ke geli sahan  tante ku, menyangkut Kompasiana award, dimana 2 monarki kompasiana desa kenthir dan planet rangkat, ech terbalik desar rangkat dan planet kenthir merasa ter leceh kan karena tokoh tokohnya di kalahkan oleh ASA dari monarki Nglotjoria sebagai Kompasianer Terpopuler. Tulisan tanteku ini sangat lengkap sebagai hasil penelusurannya ke lapak ratusan kompasianer dan selanjutnya secara cerdas menganalisa dengan tajam bak sembilu terhadap  posting yang berkenaan dengan topik award award yang ter ter ter itu. Revisi judul sosiometri Bersama ini dilampirkan comment lengkap di lapak Tante Paku sebagai revisi dari revisi tulisan yang berjudul http://media.kompasiana.com/new-media/2010/11/29/penulis-terbaik-versi-kompasianer/ Agar lebih jelas comment disajikan dalam bentuk tanya jawab dengan WTS ( wartawan tanpa surat kabar) seperti yang diajarkan oleh Tante Paku. selengkapnya...... Wartawan (WTS) :   setelah mendapat protes keras tentang ide anda: bagaimana keterusan dari sosiometri ? Thamrin Dahlan (TD) :   wah saya sangat kaget dengan reaksi pasar, ternyata kompasianer gerah dengan istilah TER TER dan "TER" itu, maka saya adakan revisi setelah mendapat masukan dari pini-sepuh kompasianer. WTS :  dari siapa saja pak protes itu ? TD :   saya ralat bukan protes hanya masukan terutama dari pak Yusran. Beliau berucap hentikan saja ter ter ter ini, ngak ada manfaatnya, karena sangat subjektif.  Maaf karena baru yunior kompasianer saya belum begitu banyak mengenal penulis kondang sekelas pak Yusran, ternyata setelah saya melongok ke profil beliau, ratingnya di atas 600 an. Salam kenal pak Yusran WTS :   tanggapan kompasianer lain bagaimana pak TD ? TD :  Kompasianer lain ikutan kasih pandangan,  ada yang sependapat dengan pak Yusran dan ada yang bijak seperti Mbak Endah dan Omjay dan ada yang menasehati seperti pak Nur Setiono.  Ada yang Abstain dan ada yang membuat geram seperti Mbak Inge dan MR. President. hahahahaha. Pak DH Ismail memberikan semangat, lanjutkan....  Malah Bang ASA berikan vote untuk 7 unggulan kompasianer rinci dengan spesialisasinya, demikian juga tanggapan positif dari bang Katedra, beliau vote beberapa nama kompasianer. WTS :  terus yang pak TD maksudkan dengan revisi itu apa ? TD :    rencana semula dari hasil sosiometri akan didapatkan " Penulis terbaik versi kompasianer " sekarang saya revisi  menjadi : Kompasianer idaman .(versi jajak pendapat TD), dengan demikian tidak ada lagi TER TER TER dan semua bisa happy dan mudah mudahan rasa ketersinggungan kompasianer senior bisa di eliminir. WTS :   alasan lainnya ? TD :   sebagai orang baru , saya ngak berani lancang dan minta ampun kepada kompasianer senior yang sudah mangkal 2 tahun disini, saya tidak berhak  meng atas namakan kompasianer. WTS :   tetapi pak TD,  anda kan triple kewarganegaraan TD :   ya itulah, agar negeri negeri monarki di kompasiana seperti Nglotjoria, Desa Rangkat dan Planet Kenthir tetap langgeng, dan kompasianer yang belum begitu  saya kenal tidak merasa terabaikan karena belum tersentuh  maka jajak pendapat itu hanya versi thamrin dahlan saja WTS :  oh begitu, kapan diumumkan hasil olahan sosiometri TD :   sekarang sudah didapatkan sample (tanggapan 110), tinggal menunggu tanggapan dari kompasianer lain, terutama tanggapan TANTE PAKU, setelah itu data tsb akan diolah melalui SPSS selanjutnya diposting hari minggu  5 Des 2010. WTS :   jadi TANTE PAKU belum kasih comment ya pak, padahal beliau adalah the best comment.... TD :  mungkin beliau busy, atau abstain seperti sikap Bapak Nur Setiono dan Pak Bakaruddin, namun  tetap saya tunggu tanggapan Tante ku sampai batas akhir 5 Des.  Jajak pendapat ini kurang saheh atau valid tanpa adanya tanggapan atau commnet dari Ibu kita ini. WTS : ada pesan pesan pesan lain pak TD TD :  Pertama saya minta maaf atas kelancangan membuat jajak pendapat by sosiometri, karena sebenarnya semua inspirasi ini berangkat dari niat baik untuk memberikan appresiasi kepada rekan kompasianer siapapun dia. Disamping itu, diharapkan hasil jajak ini dapat dijadikan informasi awal sebagai referensi bagi penulis pemula guna meneladani karya penulis idaman. Kedua, melalui kompasianer ini saya banyak belajar tentang socal media, heterogenitas kompasianer adalah suatu yang meng-asyiek-kan bila di hadapi dengan kesabaran dan ketulusan. Beda pendapat adalah keniscayaan tidak bisa dihindari, daan saya percaya setiap perbedaan selalu ada titik temu yang bermuara mejnju kesepahamanan. Ketiga, (sedikit lagi ya WTS) himbauan kepada kompasianer yang belum memberikan tanggapan http://media.kompasiana.com/new-media/2010/11/29/penulis-terbaik-versi-kompasianer/  kiranya berkenan mampir dan memberikan vote, agar hasil sosiometri ini bisa dijadikan potret kompasianer. WTS :  pak TD, bolehkan kami WTS memberikan vote ? TD :  ngak boleh, nanti anda subjektif, eh ngomong-ngomong apakah  anda sudah jadi kompasianer ........ WTS : be.. be... belum, terima kasih Pak atas wawancaranya, ampolopnya ..... ? TD :  Terima kasih kembali. oh ya saya lupa, nanti honornya anda ambil di kodim atau polres terdekat ya, tadi sudah dititipkan...... WTS itu bersungut sungut, kemudian ngaciiir, teganya di kau Pak TD, koq saya ngak dibayar, ............... Thamrin bin Dahlan ibnu Affan Jakarta,   2 Desember  2010 Posting ke - 109 Kompasianer : 19082010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun