[caption id="attachment_314413" align="aligncenter" width="500" caption="Galery Partai Gerindra"][/caption]
Surat Panjang
Surat terbuka itu panjang berlembar. Ditulis oleh seorang Ustazd Salim A. Fillah. Penasaran awak bersegera bertanya kepada Mbah Google siapakah dia karena terus terang baru kali ini awak membaca dan mendengar tetang sang Ustazd. Ini dia jawaban si-mbah dalam hitungan detik mengeluarkan data melalui wikipedia . Ustazd lahir 21 Maret 1984. Beliau dalah seorang penulis buku Islami dari Yogyakarta, Indonesia. Hingga 2010, ia telah menulis 7 buku, Agar Bidadari Cemburu Padamu (2004), Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan (2004), Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim (2007), Jalan Cinta Para Pejuang (2008), Gue Never Die (2006), Barakallahu Laka: Bahagianya Merayakan Cinta (2005) dan Dalam Dekapan Ukhuwah (2010). Buku-buku ini diterbitkan oleh Pro U Media, dan sebagian telah menjadi buku laris (best-seller).[1]
Terkait dengan pemilihan Presiden Republik Indonesia Periode 2014-2019, Ustazd menyampaikan pendapatnya yang ditulis dalam surat nan cukup panjang. Bapak Prabowo Subianto memberikan apresiasi terhadap surat terbuka Ustazd Salim A. Fillah di akun Twitter.
“Sore ini saya membaca tulisan saudara kita di Melbourne @SalimaFillah. Terima kasih bung Salim. Saya catat baik-baik,” kata Prabowo melalui akun Twitternya @Prabowo08.
Tentu saja niat tulus Ustazd Salim tidak lain karena dalam kapasitasnya sebagai ulama maka salah satu tugas ulama dan dai adalah ber-amar ma’ruf nahi munkar menasehati pemimpin. Sedangkan pemimpin yang baik adalah sosok yang terbuka mau dan mampu menerima kritik dan nasehat, terutama yang datang dari ulama.
Awak membaca surat terbuka itu sampai tuntas. Dalam bahasa nan elok dan penuturan santun tak terasa hati ini tersentuh setelah paragraf demi paragraf selesai disimak. Beliau mencontohkan kepemimpinan Islam berdasarkan sejarah perjuangan Islam sejak Khalifaur Rasyidin.
Pola kepemimpinan penerus Nabi Muhammad SAW mempunyai latar belakang unik dan tentu saja mempengaruhi bagaimana cara membina umat. Cara Ustazd Salim menyapa Pak Prabowo sangat sopan dengan memberikan contoh kepemimpinan sesuai dengan zamannya. Bila ditarik garis merah dari pola kepemimpinan 4 Khalifah itu maka satu hal yang sangat menyatu dalam jiwa kepemipinan Islam adalah Shidieg, Tabligh, Amanah dan Fatonah (STAF).
Isi Surat
Baiklah awak kutipkan sebagian kecil dari surat terbuka Ustazd Salim A. Fillah berikut ini. Bisa jadi sobat telah terlebih dulu membaca surat panjang ini, oleh karena itu mohon maaf karena awak menyampaikannya kembali. Sedangkan sobat yang ingin membaca secara lengkap isi surat, anda bisa membacanya di link : Surat Ustadz Salim
Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Tapi sungguh orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, “Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah.”
Maka yang kami harapkan pertama kali dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah kesadaran bahwa Anda bukan pahlawan tunggal dalam masa depan negeri ini. Barangkali memang pendukung Anda ada yang menganggap Andalah orang terbaik. Tetapi sebagian yang lain hanya menganggap Anda adalah sosok yang sedang tepat untuk saat ini. Sebagian yang lainnya lagi menganggap Anda adalah “yang lebih ringan di antara dua madharat”.
Tentu saja, mereka yang tidak memiliih Anda menganggap Anda bukan yang terbaik, tidak tepat, dan juga berbahaya.
Dan jika Anda, Pak Prabowo, nantinya terpilih menjadi Presiden, maka mereka semua akan menjadi rakyat yang dibebankan kepada pundak Anda tanggungjawabnya di hadapan Allah. Maka kami berbahagia ketika Anda berulang kali berkata di berbagai kesempatan, “Jangan mau dipecah belah. Jangan mau saling membenci. Kalau orang lain menghina kita, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Maha Besar.”
Dan Anda juga harus menyadari bahwa barangsiapa merasa jumawa dengan kekuasaan, maka beban kepemimpinan itu akan Allah pikulkan sepelik-peliknya di dunia, dan tanggungjawabnya akan Dia jadikan penyesalan serta siksa di akhirat. Adapun pemimpin yang takut kepada Allah, maka Dia jadikan manusia taat kepadanya, dan Dia menolong pemimpin itu dalam mengemban amanahnya.
Catatan setiap paragraf selalu di mulai dengan kalimat :
Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Artinya ada pesan pesan khusus yang disampaikan kepada Bapak Prabowo,Ustazd Salim menetapkan pilihannya kepada pasangan Prabowo Hatta dengan pesan pesan panjang. Tentu saja referensi itu diambil dari Kepemimpinan 4 Khalifah yang mungkin bisa diteladaniuntuk diterapkan di abad ke 21. Pada intinya pola kepemimpan itu tidak lain adalah bertujuan untuk melayani umat , dimana pada zaman modern disebut sebagai reformasi birokrasi dalam tataran peningkatan pelayanan prima untuk rakyat.
Sungguh sangat panjang surat Ustazd Salim A. Fillah, diakhir surat beliau mengakhiri dengan paragraph:
Inilah kami. Kami memilih Anda Pak Prabowo, tapi..
Tapi sebagai penutup tulisan ini, mari mengenang ketika Khalifah ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz meminta nasehat kepada Imam Hasan Al Bashri terkait amanah yang baru diembannya. Maka Sang Imam menulis sebuah surat ringkas. Pesan yang disampaikannya, ingin juga kami sampaikan pada Anda, Pak Prabowo. Bunyi nasehat itu adalah, “Amma bakdu. Durhakailah hawa nafsumu! Wassalam.”
doa kami,
hamba Allah yang tertawan dosanya, warga negara Republik Indonesia. [Salim A Fillah]
Inilah kerendahan hati Pak Prabowo yang mengapresiasi surat terbuka Ustazd Salim A. Fillah. Ya setiap warga bebas menulis surat kepada Presidennya sebagai wujud rasa tanggung jawab dan rasa memiliki (self belonging)terhadap kemajuan Bangsa Indonesia.Sudahlah anda menuliskan surat kepada Presiden Kita ataukah cukup surat Ustazd Salim A. Fillah ini mewakili curahan hati setiap warga negara yang peduli berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Salam Indonesia Raya.