Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Memilih dan Memilah Segment Sasaran Asuransi Syariah

14 September 2014   20:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:43 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaminan Surga

Jasa asuransi semakin marak di Indonesia ditengah belum begitu populernya proses perencanaan masa depan bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Asuransi konvensional telah berabad bermukim di negeri ini, dan kini asuransi syariah mulai menawarkan pengelolaan keuangan keluarga untuk menggapai hari depan nan lebih baik berdasarkan tuntunan agama Islam.

Begitu banyak tawaran kemudahan yang diberikan Asuransi Syariah kepada konsumen sebagai nilai tambah kompetitif dibanding dengan asuransi konvensional.  Semua tawaran itu syah syah saja karena memang begitulah hendaknya trip dan tip serta strategi yang didawamkan guna  menarik hati konsumen. Salah satu tip yang menarik diantara begitu banyaknya kemudahan yang menggiurkan adalah tawaran SURGA bagi para calon konsumen.  Walaupun tawaran ini tidak tersurat dalam perbandingan keunggulan asuransi syariah di banding asuransi konvensional, saya melihat jaminan Surga itu secara tersirat.

Mungkin inilah keunggulan signifikan dari Sun Life  Insurance yang malu malu disampaikan nara sumber ketika berlangsungnya acara nangkring dengan kompasianer di Kafe Pisa Menteng hari Sabtu, 24 Agustus 2014.  Kenapa saya kata kan demikian, karena produk jasa Sun Life memang menawarkan begitu banyak kemudahan dan keleuasaan.   Pendekatan Figh Muamalah tentang keabsahan Asuransi berbasis syariah seyogyanya bisa diterima warga apalagi apabila disampaikan oleh para pakar di bidang ekonomi syariah.  Namun satu hal lagi yang perlu diingat bahwa sang tokoh agama hendaknya memberikan contoh atau lebih tepatnya menjadi contoh bahwa para ulama itu telah terlebih dahulu menjadi peserta asuransi syariah.

Testemoni Ulama

Artinya testemoni sang ulama tentang keikut sertaannya dalam ber asuransi syariah akan memberikan peran yang sangat besar guna menggaet umat di tengah kesulitan ekonomi sebesar apapun.  Saya teringat kisah klasik tentang seorang ulama yang didatangi oleh sekelompok aktivis kemanusiaan untuk menyampaikan dalam khutbah tentang pelarangan perbudakan. Beberapa Jum'at berlalu,  namun  sang ulama belum juga menyampaikan fatwa tentang pelarangan perbudakan padahal dalam perintah agama perbudakan itu mempunyai dasar hukum kuat  untuk dimusnahkan dari muka bumi.

[caption id="attachment_323950" align="aligncenter" width="512" caption="Nangkring Kompasianer di acara Sun Life Syariah (dokumen pribadi)"]

14106757272146501463
14106757272146501463
[/caption]

Tak  lama berselang kira kira berminggu bulan berjalan, akhirnya sang ulama dalam Khutbah Jum'at menyampaikan fatwa bahwa perbudakan dilarang.  Para aktivis kemanusiaan bertanya, " Kenapa baru sekarang Tuan menyampaikan pelarangan perbudakan ? "   Ulama Sufi itu bersabda, " Saudara saudara ku beberapa hari lalu saya telah membebaskan budak, sebelumnya saya memang tidak memiliki budak di kediaman, namun akhirnya saya memutuskan untuk membeli budak dipasaran bebas.  Setelah hak budak itu berada dalam kewenangan saya, maka dalam waktu kurang dari 24 jam kemudian budak itu saya bebaskan dengan sedikit uang sangu guna kehidupannya."

" Ya saya tetap akan konsisten dalam ucapan dan perbuatan, saya telah melakukan upaya mulia memerdekakan seorang budak, oleh karena itu saya baru berani mengatakan kepada umat bahwa perbudakan itu dilarang dan saya telah memberi contoh karena telah melakukannya" .  Lebih lanjut sang Ulama menegaskan : "  Saya tidak mau terjebak dalam posisi menganjurkan suatu kebaikan atau melarang sesuatu kemungkaran tetapi saya sendiri tidak melakukannya,...

Mungkin kisah inilah yang bisa dijadikan pertimbangan bagi pihak Manajemen Sun Life Syariah dalam proses sosialisasi asuransi syariah ditengah masyarakat.  Testemoni ulama merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap promosi jasa syariah dihadapan umat.  Saya berkeyakinan dalam kondisi keuangan yang belum memadai,  warga akan terpikat menjadi kosumen asuransi syariah setelah ulama yang dipercayainya mendapat jaminan keamanan atas penguasaan uang kepada pihak asuransi syariah.

Sasaran Ekslusif

Selain itu perlu juga dipertimbangkan,  saat ini Pemerintah sedang galak galaknya memprakarsai Asuransi Kesehatan  yang dikelola oleh Badan Pelaksana Jaminan Kesehatan.  (BPJS) .  Segmen sararan BPJS adalah PNS, TNI./Polri dan para pensiunan serta para karyawan BUMN.  Sasaran jangka panjnag BPJS adalah seluruh rakyat Indonesia dengan program subsidi dari pemerintah.  Menyikapi kondisi seperti ini ada baiknya Sun Life Syariah memilih dan memilah segmen sasaran diluar dari komunitas sasaran BPJS tersebut.

Komunitas yang memungkinkan untuk diraih menjadi konsumen adalah masyarakat dalam kondisi ekonomi menengah keatas.  Para intelektual moslem yang secara berkala. terpaut dalam komunitas tertentu akan lebih mudah didekati dalam bentuk taklim atau pengajian.  Disamping itu dalam format yang lebih sederhana, Asuransi Syariah dengan kemudahan khusus yang bisa dijangkau oleh komunitas pesantren kenapa tidak dijadikan salah satu alternatif dalam mendulang konsumen.

Demikian beberapa pemikiran yang mungkin bisa dijadikan masukan bagi Manajemen Sun Life Syariah.  Kata kunci Surga seperti yang diuraikan diatas merupakan keunggulan dominan dibanding asuransi kovensional,   harus tetap di dengung dengungkan dalam setiap promosi seperti yang pernah dilakukan pada acara nangkring dengan para penulis  kompasiana.

Selamat berjuang  guna kemaslahatan umat dunia akherat

Salam salaman

TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun