Disamping itu agak sulit mencari figur lain dalam kader Kartai Golkar yang mempunyai akses berlebih di segala bidang terutama ke jajaran DPD Tk I dan DPD Tk II. Bisa jadi dalam alam pikiran kader Golkar se nusantara yang mempunyai hak suara belum terbayang Tokoh Golkar lain (kecuali Yusuf Kalla) yang layak di posisikan sebagai Ketua Umum. Akbar Tanjung sebagai tokoh sentral partai telah berupaya mendamaikan pihak bertikai, namun secara samar sebenarnya Mantan Ketua Umum Golkar ini mendukung ARB.
Sementara itumohon maaf Agung Laksono dan Priyo serta kandidat lain sepertinya kurang percaya diri walaupun ada dorongan dari berbagai pihak agar maju mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua Umum. Tentu saja kesimpulan ini diambil dari dinamika Partai Golkar akhir akhir ini, dimana apabila Kader Golkaringin serius menjadi ketua umum seharusnya mereka berjuang all out menyampaikan program kerja.  Ataukah kaderisasi kepemimpinan Golkar itu terhambat akibat adanya benturan kepentingan sepihak ataukah ada permainan dari pihak luar yang ingin memecah belah Golkar, seperti yang terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
ARB tentu saja bila di takdirkan kembali mendapat amanah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar periode 2014-2019 harus merangkul kembali kader yang bersebelahan paham. Keinginan konsulidasi tersebut terucap pada pidato ARB ketika menyampaikan sambutan pada pembukaan Munas Golkar di Bali. ARB menyadari dia bukan manusia sempurna, namun apabila dilihat dari niat ingin memberikan darma bhakti terbaik untuk nusa bangsa melalui Golkar mengapa tidak keinginan menjabat Ketum di analisa berdasarkan Teori Abraham Maslow.
Aktualisasi Diri ARB
Abraham Maslow mengatakan bahwa dalam menjalani proses hidup dan kehidupan, manusia tidak terlepas dari kebutuhan (need). Teori Psikologi Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia itu secara berjenjang dari kebutuhan yang paling mendasar sampai pada level kebutuhan tingkat teratas. Hirarkie kebutuhan manusia itu meliputi Kebutuhan Fisiologis atau dasar, Kebutuhan akan rasa aman, Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, Kebutuhan untuk dihargai, Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
ARB saat ini berada di hirarkie kebutuhan paling atas yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.  Apa lagi yang belum dimiliki ARB dalam dunia nyata ini, semua cita cita telah tercapai. Kemungkinan memperkaya diri atau korupsi sangat kecil karena ARB telah melewati kebutuhan dasar manusia (basic need).Justru ARB akan mendermakan hartanya untuk kemaslahatan publik melalui event event kemasyarakatan bhakti Golkar.Ciri sejati seorang yang menuju level aktualisasi adalah mendirikan Fund karena semua orang menyadari bahwa keberadaan lembaga keuangan untuk kegiatan social dan bea siswa lebih panjang melebihi usia sang dermawan.
Insya Allah dengan kendaraan Golkar,  secara naluriah ARB bercita cita agar nama nya tercatat dalam goresan tinta emas sejarah Indonesia. ARB menuju ke aktualisasi diri berusaha menempatkan diri pada posisi seorang Tokoh disejajarkan dengan Tokoh Nasional. Anak kelahiran Lampung ini pasti akan berupaya se optimal mungkin menjadikan diri pribadisebagai kemuliaankeluarga besar Bakrie dan kebanggaan daerah asalnya sebagai Tokoh Nasional.
Tidak bisa dipungkiri ada kekurangan dan kelemahan ARB selama memimpin Partai Golkar, disamping itu agar seimbang ada pula kesuksesan dan kekuatan ARB menjaga eksistensi Golkar. Ada satu momnet mengagumkan yang terjadi pada diri ARB menjelang pemilihan Presiden tahun 2014. Sebelumnya ARB bersikeras ingin mencalonkan diri sebagai Presiden RI 2014 - 2019. Iklan ARB setiap hari memenuhi layar televisi. Pola komunikasi ARB semakin baik dan dewasa, berusaha menampilkan diri sebagai Bapak Budaya mengajak dan menghimbau masyarakat untuk berbuat yang terbaik.
Dalam perjalanan waktu dan fakta, perolehan suara Partai Golkar tidak sesuai target.Perolehan suaratidak memenuhi syarat mencalonkan Presiden secara mandiri.Dalam kondisi seperti itu sikap ARB berbalik 100 persen mendukung Prabowo Hatta . Inilah sikap terpuji setelah mengukur diri, bahwa sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan kelebihan. ARB memutuskan lebih berkosentrasi membesarkan Partai Golkar sebagai ladang pahala menyumbangkan segala daya upaya untuk Indonesia.
Point dari tulisan ini adalah mencoba memahami secara objektif sikap ARB ditinjau dari Teori Abraham Maslow terkait dengan keinginannya mencalonkan diri kembali sebagai Ketua Umum Golkar. Kebesaran hati dan kerendahan hati memberikan kesempatan kepada kader potensial untuk memimpin Golkar sebenarnya nampak pada diri ARB. Menghitung peluang ARB semua terpulang kepada seluruh peserta Munasdalam muyawarah mufakat apakah mereka tetap menginginkan ARB kembali menjabat sebagai Ketua Umum Golkar. ASpabila menjadi kenyataan maka marilah kita melihatnya sebagai suatu Takdir. Ya Takdir itu akan tersurat dan tersirat dalam satu dua hari ini ketika proses pemilihan Ketua Umum berlangsung secara demokratis tanpa tekanan di Bali telah usia. Apakah sejarah akan mencatat ARB untuk kedua kali menjabat Ketua Umum Golkar ? Mari kita tunggu breaking news.
Salam salaman