Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Cerdik Membiarkan "Bola Panas BG" Dioper ke sana-sini sampai Nyala Api Redup Sendiri

2 Februari 2015   16:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_349063" align="aligncenter" width="497" caption="Bola Panas Asli (sumber : kompas.com)"][/caption]

Ribut rebut soal bola panas, sebenarnya si bola panas asli itu ada di Makasar. Kenapa si bola panas bisa sampai ke Istana, itulah pertanyaan yang wajib dijawab oleh segenap penduduk Indonesia. Bola panas Makassar ditendang ke sana-sini oleh pemain bersarung. Lihatlah dokumentasi di atas, si bola ditendang dengan bertelanjang kaki.  Itulah sebabnya dalam permainan bola khas tradisional ini si pemain tidak berani lama-lama men-drible bola, panas sekali bisa terbakar kaki. Bola terus ditendang sampai api yang membakar bola mati sendiri pada durasi di bawah 30 menit beda dengan durasi 2 x 45 seperti permainan bola sepak internasional.

Merujuk kepada istilah bola panas istana, maka kita sebenarnya tidak usyah kuatir benar. Artinya api yang mengelilingi bola panas BG akan segera redup dan lama-kelamaan mati sendiri. Itulah hukum alam atau sunatullah. Entah siapa yang nanti terbakar, entah siapa pula yang menjadi pemenang, kita tunggu saja. Oleh karena itu ada betulnya sikap Jokowi, membiarkan bola panas tertendang ke sana ke sini sambil menunggu api  itu padam. Jadi menurut falsafah nenek moyang, jangan bola panas disiram paksa dengan air, biarkan saja toh dia menyala hanya seukuran 3 puntung rokok kretek. Pastilah ada makna hakiki yang terselubung dari permainan bola panas politik negeri ini.

Yes bola panas sudah menyala sekitar dua minggu. Sekarang bola panas BG sedang berada di Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan setelah sempat ditendang ke DPR, Tim Independent, Prabowo, dan Habibie. Pengadilan Jaksel terpaksa menerima operan bola panas, pasalnya Pengacara BG mempekarakan KPK terkait status tersangka BG.   Sebagai pengamat warga, saya tidak terlalu cemas menyaksikan liarnya gerakan si bola panas. Sesungguhnya saat ini bola itu sudah terlihat tidak begitu menyala lagi. Sebentar lagi sesuai dengan expired date yang tertera, si  bola panas akan segera menyelesaikan tampilan di episode pertama.

Nah Jokowi ternyata pandai, pintar dan cerdik. Beliau membiarkan sambil menunggu nyala api mati sendiri. Sementara bola panas tertendang ke sana kemari, Jokowi pun semakin paham mana kawan mana lawan sejati. Bola tidak bisa di-drible lama-lama atau dipegang tangan (hand tau) harus segera dioper ke pihak lain. Pihak lain itu bisa kawan bisa juga lawan apabila operan meleset. Jokowi sebagai wasit dengan peluit di bibir membiarkan bola dioper liar dari kaki ke kaki. Peluit tidak akan disemprit selama tidak ada pelanggaran kertas yang berbuah kartu merah.

Jokowi paham, waktu permainan berjedah waktu. Saat ini sudah masuk ke injury time berhubung skor antara dua petarung draw atau seri tanpa kebobolan sama sekali. Sesuai dengan aturan main internasional, apabila permainan seri, maka akan ditambah dengan perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Namun nampaknya Jokowi tidak mau berlama-lama, dia capek juga menjadi wasit. Di masa in jury time wasit akan menghukum pemain yang melakukan pelanggaran berat di kotak penalti. Kartu merah plus hadiah tendangan pinalti kepada pihak yang dianggap (hati nurani) pantas menang. Ini dia hak preogratif pertama dan perdana Jokowi.

Siapa pemenang itu sementara bola panas sudah kehilangan api alias mati. Permainan berakhir dengan tendangan pinalti untuk Tim Kebenaran. Huuff tendangan pinalti melesat kencang masuk di sudut kiri gawang Tim Kemungkaran. Skor 1 - 0 dan bersamaan dengan itu peluit petanda berakhirnya pertandingan dibunyikan nyaring oleh Jokowi. Pihak yang kalah menerima dengan legowo takdirnya, karena mereka kalah terhormat setelah melalui perjuangan panjang melalui segala macam taktik dan strategi.

Nah sodara-sodari, sadarkah kita bahwa bola panas itu sekali lagi memiliki durasi waktu.  Jadi tenang saja, tidak usyah lagi menunggu petuah si Ibu yang menjadi sponsor dari pertandingan bola panas,....

Hidup Indonesia

Salam salaman

TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun