Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan featured

Mengapa Saya Menerbitkan Buku?

17 Mei 2019   17:00 Diperbarui: 4 September 2019   17:11 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ujug-ujug, memang. Bahwa menjadikan buku bagian dari keseharian saya. Menulis dan menerbitkan buku.

Pada saat menjadi editor, kerap merenung. Bahwa punya kepandaian memadai, namun belum tentu bisa menulis. Termasuk guru bahasa. Karena secara teori, guru bidang ini menguasainya.

Namun ketika mempraktekkan, lain lagi ceritanya. Semisal tanda baca titik dan koma atau tanda kutip untuk kalimat langsung saja tidak bisa ditempatkan secara benar dan tepat. Kadang, kalimatnya panjang. Beranak-cucu.

Senang juga menerbitkan buku secara indie bila kemudian karena materinya bagus, diambil oleh penerbit mayor. Artinya, teman yang menerbitkan buku di Peniti Media naik kelas.

Kata lain, relasi saya menerbitkan buku di penerbit mayor  seperempat abad lebih membuahkan hasil. Berguna. Mereka mendapat uang honor sebagai penulis profesional.

Kata Pengantar

Laporan Unesco, badan yang satu di antaranya menangani budaya, menyebut kalau dalam hal membaca bangsa kita payah. Hanya satu dari seribu orang Indonesia. 

Keprihatinan ini memacu untuk menampung teman-teman yang ingin membukukan tulisannya. Walau dalam jumlah yang minim. Ini mengingat dalam menerbitkan buku, semakin banyak (oplag) semakin murah ongkosnya. Namun di sisi lain, mereka pemula yang tidak mudah menjualnya.

Dalam soal menjual buku indie, tak ubahnya bergerilya. Ada yang menjual di kalangan mereka, keluarga dan komunitas. Juga kesempatan di media online. Hasilnya, luayan. Boleh jadi karena faktor hubungan emosional. Termasuk guru yang menjual di kalangan sekolah mereka.

Untuk mendongkrak penjualan buku dari teman-teman penulis pemula, kadang membutuhkan endorsement dan kata pengantar orang yang sudah punya bunyi untuk nilai jual. Sah. Sehingga saya kerap memberi pandangan, siapa yang sesuai untuk memberi kata pengantar. Relasi saya sebagai orang media (jurnalis) memungkinkan. Sehingga nama-nama bergengsi bisa saya jawil. Termasuk yang profesor atawa guru besar.

Ini sebuah strategi. Bahwa mereka yang menulis dan membukukan karyanya toh pengin eksis. Bukunya ber-ISBN dan Berbarcode sebagai keabsahan seorang penulis beneran. Meski soal penjualan adalah hal rumit berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun