Ia seorang guru. Sehari-hari, mengajar, tentu. Mendidik. Itu sudah menjadi kewajibannya. Memberikan-menularkan-membimbing untuk para siswa didik. Agar ilmunya tertularkan dan ada yang bisa dijadikan bekal bagi para makhluk kecil itu yang akan membesar kelak. Catat, membesar.
Itulah Cecep Gaos. Seorang pendidik dari Kawasan Karawang yang berkembang, dengan mata pelajaran sosial. Tepatnya Bahasa Inggris. Kesehariannya itu ia dedikasikan kepada calon "pengganti" dirinya. Dengan tabah dan cara-cara yang bermarwah. Apalagi jika ditambah dengan buah pikirnya dalam sebuah tulisan. Jadilah, ilmu yang disebarkan lebih dari empat dinding ruang sempit SD Puri Artha.
Sehimpunan tulisan perihal potret dari lingkungan ia mendidik. Ditambah dengan pengetahuannya -- tersebab ia membaca literasi, sebuah fenomena di luar dinding pendidikan. Maka muncullah tulisan-tulisan yang tampak sederhana dan dibukukan dalam tajuk: Goresan Kalbu Guru Abad 21. Persis dengan imajinasinya sebagai seorang penulis puisi yang telah dibukukan: Litera Hati, dan Litera Cinta.
43 tulisan yang terdiri atas sehimpunan tema keseharian lingkungan sekolah tadi, dituangkan dengan -- sekali lagi -- sederhana. Bukan berarti tak bermakna. Tersebab, ia menggunakan mata batinnya dengan referensi yang update atau kekinian. Sehingga tidak kering. Jika disebut sederhana, karena Cecep bisa membaca dengan baik apa yang ada di sekitarnya dalam keseharian. Lalu dibenturkan dengan referensi. Dan imajinasi yang terukur -- kadang diambil dari dunia makrokosmos. Ah, itu disebabkan ia belajar di IAIN jurusan Tarbiyah.
RA Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita. Beliau mengabdikan seluruh jiwa dan raganya untuk memperjuangkan persamaan hak-hak wanita pribumi, tulisnya dalam tajuk: Kartini Sang Pejuang Literasi Sejati (halaman 69).
Sepertinya terkmaktub dari tulisan ini. Siapa Pak Guru kelahiran 1981 muda banget dari Kota Lumbung Padi ini. Ada empati kepada bukan kaumnya, literasi dan nama seorang besar dari Bumi Jepara. Sehingga mencakup dalam buku dengan cover yang sangat mudah dibaca-dipahami-dicerna. Ada pena, sebuah kehebatan Kartini yang menuliskan buku fenomenal dari catatannya: Habis Gelap Terbitlah Terang. Lalu, ada Abad Berlari dengan teknologi yang super cepat, layar komputer dan fitur-fitur IT.
Semua diikuti oleh Pak Guru kelahiran Karawang ini. Perihal Guru Peneliti, Guru Abad 21 yang Dinanti, "One Day ini Puri Artha Elementary School", Upaya Menumbuhkan Minat Balajar pada Anak TK, Jika Ingin Belajar Menulis Iqro! Tulislah.
Masih kurang. Ia pun tak memungkirinya. Kompasiana adalah sebuah oase jernih. "Jika Ingin Panjang Umur Menulislah di Kompasiana" catatnya dengan meyakinkan pada tulisan ke37. Sehingga tak bisa dielakkan pula, jika guru besar Prof Dr Endang Koswara menuliskan dengan meyakinkan: "Mudah-mudahan buku tersebut dapat menginspirasi para guru lainnya untuk senantiasa bisa mengembangkan keprofesian berkelanjutan ...," tulisnya dalam kata pengantar buku bersampul biru ini. Ia sebagai Ketua Dewan Pembina Komunitas Pegiat Literasi Jawa barat.
Cecep Gaos, tabik.
***
Judul           : Goresan Kalbu Guru Abad 21
Penulis          : Cecep Gaos
Pengantar      : Prof. Dr. Endang Komara, M.Si
Penerbit        : Peniti Media, 2019
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-6592-50-7
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H