"Juga lagi merasa sepi. Itu saja."
"Nggak mungkinlah."
Susah juga untuk meyakinkan orang yang sedang hamil muda dan jauh. Mungkin ia labil. Mungkin ia kangen untuk dielus di balik perutnya itu. Namun kenapa ia mengawali dengan sepotong surat tentang masa depannya?
Aku menekuk kedua kakiku. Menikmati embun pagi di Pengalengan. Kota kecematan yang kelilingi teh. Lenguh sapi, dan pagi tadi orang-orang beraktivitas di pasar. Saat kabut masih lebih tebal daripada Bandung, apalagi Jakarta yang kutinggalkan selepas mengantar R ke Bandara.
Aku memotret apa saja di sekitar tempat menginap. Kabut, daun, dan embun. Pagi yang cantik.
Kan teramat panjang puisiÂ
Tuk menyuratkan cinta ini* Â Â
Aku ingin menikahimu, R. Hanya itu kubisikkan kepada pagi. Sambil menyeruput teh Pengalengan.
***
AP, 29 Juli 2018
*Penggal lirik lagu Surat Cinta untuk Starla (Virgoun)