Hari masih pagi, pada Sabtu awal Februari yang cukup basah. Ada gerimis tersisa, sehingga Dermaga 17, Marina Ancol lembab. Meski bukan dingin menggigit seperti di pegunungan. Tujuan jelas, ke Pulau Ayer yang jika tak ada aral seperti ombak dan gelombang besar – cukup ditempuh tiga puluh menit. Dengan kapal speed boat. Kerap disebut predator, sebagai angkutan swasta kelas menengah.
Ada dua puluh orang yang siap menuju Pulau Ayer yang cukup menggoda sebagai destinasi terutama warga Jakarta. Namun kali ini kulihat ada orang asing berkulit putih, sekira lima orang dewasa. Tampak rombongan reunian dari alumni sebuah sekolah SMA Swasta, Pontianak. Juga entah siapa lagi, yang sebagian ngopi atau sekadar mengganjal perut sebelum berangkat menuju Pulau Ayer.
Kapala merapat, ke front office dan saya turun dari kapal yang khusus merapat ke Pulau Ayer. Ah, ombak yang cukup menggoyang-goyangkan kapal, maka kendaraan air ini mesti dicarikan tempat yang aman. Persisnya di samping dermaga Pulau Ayer. Kapal tidak ke mana-mana. Berdiam di sana, dan akan balik lagi ke Marina, Ancol untuk wisatawan satu hari saja.
Kami pun berbincang hangat dengan lelaki matang yang berbaju putih menyerupai gamis, koko lengan pendek. Celana hitam. Bersepatu. Saya pun menyebutkan tujuan ke Pulau Ayer itu, yakni membawa proposal Bulan Dana PMI Kabupaten Kepulauan Seribu. “Bisa saya bantu?” awalnya Pak Agus membuka pembicaraan dan kami masuk pada persoalan.
Pulau ini, layak untuk dikunjungi. Termasuk bisa direkomendasikan, buktinya ada bule yang ber-weekend yang berangkat bareng di kapal tadi. Saya tak sempat berbincang, memang. Namun jika ada pemandangan indah seperti ini cukup menjanjikan, tentu.
Percakapan di tempat mengudap berbintang, memang mengasyikkan. Memandang laut, atau melihat orang-orang berlibur. Bisa mencebur ke kolam renang bukan laut, atau ke laut sambil mengendarai kendaraan air yang tersedia. Semisal mau jet Skiing, Banana Boat dan seterusnya. Termasuk kalau mau main basket atawa cuma jogging. Juga di dalam pulau yang ramah bagi anak-anak.
Lelaki yang sebagian rambutnya memutih itu, tersenyum.