Kamu lelaki yang suka senang-senang dengan pikiran kembaramu selalu kausebutkan ketika aku melangkah ke luar untuk berjalan di tepian hati tanpa kauberi kesempatan sedikit pun tersebab aku ini bebal dengan rambut panjang yang menggelayut dan kadang tidak kusentuhkan dengan air keculai hujan yang mengguyur leluasa saat air langit jatuh menyimarminya.
Air teh kukucurkan dari poci hingga tuntas yang kusadari sepenuhnya karena sudah dua cangkir cantik berbentuk serupa tubuhmu nan ramping dan kini entah.
Lagu ini kuakhiri …
***
Dinihari, Angkasapuri 16 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H