Karena pengambil gambar sudah cukup, saya menenuhi colekan Kang Nasir, “Ada Laura ... di dekat tempat parkir!” katanya.
Aha! Akhirnya ketemu juga dengan kompasianer cantik di balik kacamata gelapnya itu. Eh, ia sedang tidak berkacamata sehingga bisa kulihat matanya yang bening. Meski rada pangling, eh ...lha belum pernah ketemu, kok hehehe.
“Pak Thamrin, ayo foto!” serunya setelah bersalaman dan saya bersalaman dengan wanita berbaju muslimah tak kalah cantik. Itu adik saya, ya baru menikah, imbuh Laura Irawati agak bergegas. Seolah memberi sinyal, jangan main-main. Ah, ndak puasa pun ndak pernah main-main. TS memenuhi ajakan untuk berfoto, khas pertemanan sesama Kompasianer.
Rupanya ndak Laura saja, kompasianer yang saya temui. Karena muncul penjaga berita online Cilegon yang bernama Oji. “Pak TS yang baru ketemu menteri ...,” ujar lelaki bertubuh rada kurus itu.
Sedap ndak tuh acara ngabuburit. Ya, sambil menunggu berbuka plus menunggu kedatangan Ketua DPR-RI dan Walikota Cilegon. Kira-kira sepuluh menit menjelang waktu berbuka, nguik-nguik ...masuk voorijders, dan diringi mobil-mobil pejabat tinggi negara. Kang Tisna yang sudah mencolekku, segera kuiyakan. Untuk mengambil gambar dan ya layaknya jurnalis, hehehe. Apalagi, Kang Nasir yang pernah bertemu dengan Akom sudah siap-siap menyambut pintu mobil putih berCC besar terbuka. Lalu, cipika-cipiki pun terjadi.
Pokoknya, besok Pak TS saya Traktir
Acara berbuka pun tiba, tanpa sambutan Ketua DPR. Saya di sisi kanan gedung bersejarah itu bersama Kang Nasir menyantap ... bakwan. Konon, membatalkan puasa belum sah apabila belum mendahulukan makanan jenis ini untuk wilayah Cilegon. Apa boleh buat. Seraya melanjutkan dengan kolak pisang yang disosorkan Kang Nasir. Tapi gimana ndak asyik. Karena Laura meminta untuk selfie. Ya, mau-ndak-mau ndak nolaklah. “Pokoknya, besok malam Pak TS saya traktir. Jangan pulang ke Jakarta dulu.”