Menikmati buku-buku impor dalam jumlah besar dan mewah, membutuhkan cara saat berada di sebuah event seperti ini. Kita kita melihat plank atau tanda, semisal: fiksi, non-fiksi, travel, desain, foto atau hiburan. Sehingga dalam “belanja” buku menjadi efektif. Lebih-lebih di acara yang memang seperti ditunjukkan kepada orang-orang yang hanya melihat-lihat tanpa menentengnya ketika pulang kemudian.
Bazzar buku semacam ini, jelas bagi pembelinya menganggap murah harga yang ditawarkan, pun kita bisa melihat siapa-siapa yang berbelanja asupan bergizi seperti ini. Walau di negeri ini, berdasarkan laporan Unesco, kita masih minim dalam menyimak larik-larik teks yang menjemukan dibandingkan dengan media audio visual.
Ya, 1 (satu) judul buku dikerubuti oleh seribu orang. Amat minim dibandingkan dengan negara-negara seperti Jepang, Eropa atau Amerika. Maka gerakan membaca yang tahun 2016 ini dicanangkan masih membutuhkan perjuangan panjang. Mengingat, seperti dalam laporan Central Conecticut State University, AS. Bahwa Indonesia ada peringkat buntut, yakni di peringkat 60 dari 61 negara yang diteliti perihal literasi para warganya.
Buku yang kemudian diputari di gudang ini, kian menggiurkan bagi orang-orang yang haus pada teks-teks bacaan. Jika menyasar pada buku dengan genre tertentu, akan mendapatkan di acara yang berlangsung 24 jam di hari-hari tertentu di acara seperti ini. Kita bisa menyimak buku-buku tentang musik, film, traveling, kuliner, sampai hobi.
Buku-buku impor itu pun – memang tidak dari hanya satu negara – menggambarkan seriusnya buku yang masih menggunakan kertas sebagai bahan bakunya. Dan perburuan buku ini bisa menghilangkan kepegelan dan kelelahan badan. Karena, buku, seperti kata Prof. Fuad Hassan, sebagai salah satu hal yang boleh dicandui.
Kecanduan buku? Ah, yayaya. Pengin juga negeri ini menjadi pembaca buku yang getol, seperti, tentu diharapkan oleh Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia 2016. Yang “patung”nya ada di pintu masuk bazaar buku ini bersama Andi F Noya, Duta Baca sebelumnya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H