Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Berburu Buku di Gudang ICE Bersama Cucu

8 Mei 2016   19:44 Diperbarui: 9 Mei 2016   09:02 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badan pegel-pegel, menguap manakala menemukan Dracula-nya Bram Stoker yang bukunya sudah saya baca tiga puluh tahun lalu. Dan filmnya sudah saya tonton, terutama yang versi mengesankan ketika dimainkan oleh Brat Pitt, Gary Oldman, Keanu Reeves, Winona Rider, begitu manis. Drakula yang tidak sepenuhnya serem, seperti garapan sebelumnya.

tam5-572f3763c6afbdb209e749fb.jpg
tam5-572f3763c6afbdb209e749fb.jpg
Setelah direview New York Times

Pilihannya, jatuh pada cover-cover buku yang menggiurkan – dan ini menjadi titik tolak penulisan. Bagaimanapun, dalam waktu singkat sulit untuk memilih buku-buku impor itu. Ya, dengan melihat sampul dan membaca judul, segera mengerti buku apa itu. 

Dan sampul, umumnya Super mewah, dengan kualitas pencetakan yang prima. Boleh jadi, secara teknis sulit untuk dijangkau oleh pencetakan kita pada hasil akhir. Ini menyangkut teknis dan non teknis, pembiayaan pencetakannya, tentu.

Setelah memilih-milah, beberapa buku pun kupotret cover-cover indah itu. Saya jadi berkesimpulan, bahwa: Jangan menilai buku dari sampulnya (dont judge by its cover) kurang berlaku di sini. Bagaimanapun, cover yang digarap serius, akan menghubungkan dengan isi buku itu. Di sini hasil pergulatan desainer sampul buku untuk merumuskan dari judul dan isinya. 

Singkatnya, menggambarkan apa maunya penulis. Walau, desainer cover bukulah yang mengimajinasikan sebuah sampul buku – yang menarik dan sekaligus menggilitik calon pembaca (pembeli) buku itu. Dialah penggarap yang ikut menentukannya.

tam6-572f3773ae7a617e090251fd.jpg
tam6-572f3773ae7a617e090251fd.jpg
Tergambarkan kan sang primadona?

Sebuah buku best selling Karen Swan berjudul Prima Donna, cukup menggambarkan seorang wanita berpakaian mewah yang menaiki tangga dari sebuah gedung mirip kerajaan, berkarpet merah, lampu hias kristal. Teks judul dan nama pengarang hampir sama besar point fontnya. Ini hampir mendominasi pada buku-buku pengarang terkenal. Judul dan nama pengarangnya “seimbang”, untuk dijadikan jualan.

Pengarang-pengarang sekelas – yang diresensi “New York Times” – hampir selalu menerakan namanya sama besar dengan judul. Di Indonesia, rada sebaliknya. Boleh jadi, ini berkait dengan daya jual yang best seller. 

Ambil contoh buku The Da Vinci Code-nya Dan Brown. Buku yang menggegerkan ini sudah diterjemahkan ke dalam 51 bahasa dan terjual lebih dari 81 juta copi. Atau karya Harper Lee untuk Mocking Bird, juga sudah dialihabahasakan ke Bahasa Indonesia.

Musik dan Film

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun