Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Golok Day Cilegon 2016 Akan Memecah Rekor MURI

29 April 2016   16:54 Diperbarui: 29 April 2016   17:22 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Heni Anita Susila, M.Pd, Kabid Seni Budaya Dibudpar Kota Cilegon

SEMUA persiapan berlangsung dipusatkan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cilegon.  Persisnya di Cilegon Plaza mandiri (CPM) lantai 1 di Jalan SA Tirtayasa, Cilegon. Sehingga beberapa hari lalu beberapa golok tampak di Ruangan Kabid Seni Budaya Disbudpar Cilegon, sebagai salah satu persiapan dari acara yang digawangi oleh Dra. Hj. Heni Anita Susila, M. Pd.

“Golok Day yang akan berlangsung Sabtu pagi pada 30 besok itu, mudah-mudahan berlangsung baik dan rapi seperti diharapkan,” ujar Bu Heni yang sibuk di Hari Ulang Tahun Kota Cilegon ke 17 itu. Termasuk, ketika ada festival dolanan anak-anak.  Apa pun, ia mesti siap. Termasuk sudah menghubungi ke pihak Rekor MURI yang berkantor jauh di sana, di Semarang, Jawa Tengah.

golok-dengan-pendekar-57232e7726b0bd3f07ea06f3.jpg
golok-dengan-pendekar-57232e7726b0bd3f07ea06f3.jpg
Pendekar muda dan goloknya di acara Cilegon Ethnic Carnival (foto-foto TS)
Bisa dimengerti, kalau persiapan Golok Day kali ini, cukup menyita perhatian serius. Sebab ini berkait dengan masalah “senjata”. Di samping, memang, pesertanya yang lumayan banyak dibandingkan sebelum-seselumnya, ini kali kedua. “Dulu dilangsungkan pada November 2015.” Lanjut Bu Heni yang gemar menulis itu.
Berapa ukuran Golok Day bisa disebut sebagai sebuah rekor seIndonesia? Cilegon, yang kini bisa disebut sebagai salah satu wilayah Banten yang kuat dengan senjata goloknya, mengambil momentum ini. Sehingga, seribu golok dari, terutama Cilegon, Ciomas dan Sulangkar, Banten menjadi tolok ukur golok day Sabtu besok itu dalam mencapai rekor. “Insya Allah, tercapai.”
Oleh karena itu, acara Golok Day akan dibuat semenarik-menariknya. Artinya, tidak hanya soal   fisik senjata tradisional itu belaka. Namun ada acara pendamping, sehingga acara tidak membosankan. Sebab, golok, selazimnya diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Ini seperti diperlihatkan Kang Nasir, yang oleh kawan cendekiawan Dr. Suparman Marzuki, mantan Ketua Komisi Yudisial dosen UII Jogja disebut sebagai seorang jawara. “Begini cara membuka golok yang benar,” katanya sambil memperagakannya.
Aha!
Tak percuma. Karena, memang lelaki yang baru menyelesaikan buku “Catatan dari Cilegon” ini, oleh teman-teman sempat diminta untuk “melerai” sebuah perseteruan dua puluh tahunan lalu di Jogja. Dan ia bisa menyelesaikan, walau tanpa berdarah-darah, apalagi menggunakan golok. Karena untuk urusan yang satu ini, barangkali kolega Kabid Seni Budaya Disbudpar saja yang nanti beraksi. Semisal, bahwa golok itu, ternyata bukan hanya soal yang terbuat dari baja saja. Seperti golok yang segera dipegang Bu Heni, “Ini golok yang ada isinya. Baunya wangi, kan?” kata Bu Heni menunjuk sebuah golok yang tadi dibuka Kang Nasir.

golok-peragaan-57232ed726b0bd3d07ea06fa.jpg
golok-peragaan-57232ed726b0bd3d07ea06fa.jpg
Peragaan pendekar dengan goloknya di CEC, Rabu 27/4. (foto TS)
Logamnya, padahal, tampak kasar. Seperti tak tajam. Namun justru itulah golok yang dianggap lebih daripada golok-golok yang lebih digunakan sebagaimana fungsi golok. “Karena terbuat dari tujuh unsur, seperti per, paku, palu, pancul ...,” urai wanita menyebut golok dari seseorang yang disebut pendekar.
Ini menariknya Golok Day itu, esok. Karena unsur dari IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) pun akan berkiprah. Untuk memperlihatkan kepada warga Cilegon. Bahwa golok, menjadi salah satu bagian dari budaya warga Banten yang dikenal sebagai wilayah para jawara. Di mana akan ada koreografi dengan golok di tangan di Golok Day. Ya, golok, adalah identitas dari wilayah barat Pulau Jawa yang selayaknya dipertahankan. Kalau sampai mencapai rekor MURI, untuk lebih mengingatkan. Pada identitas sebuah wilayah. Dan Cilegon yang mengambil momen ini, layak diapresiasi. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun