Kupikir persambungan hatiku dan hatinya bukan untuk diperdebatkan. Ini urusan hati. Ya, sudahlah. Untuk apa janji-janji yang tak pasti. Biarlah kusendiri. Seperti malam ini.
Kupelototi kata-kata di laptop. Tak nyambung. Aku membiarkan gerimis di senja hari. Duduk di sebuah resto dengan pandangan luas ke Jalan Juanda.
“Ini punya Anda?” seseorang menyerahkan kertas.
Aku menarik kertas itu. Tanpa kata.
“Dicek dulu. Mungkin bukan milik Anda.”
Aku menelengkan kepala.
“Tinton ….”
Kami pun berbincang. Layaknya teman lama.
“Bagaimana Hen?”
“Forgeted ….”
Tinton melongo.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!