“Bicara apa?”
“Apa saja. Mungkin menyangkut Iis kakak.”
Aku menggigit bibir.
“Pasti Iis kakak cantik.”
Aku mengangguk.
“Cantik Iis …eh, Anda.”
Iis tertawa.
“Panggil saja Iis.”
Aku setuju.
“Apa tak lebih baik kita jalan. Sampai rintik hujan ini berhenti.”
Iis tertawa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!