[caption caption="dok. dakwahmutiarahikmah.blogspot."][/caption](Minggu Ketiga Terinspirasi Lagu)
BIS Patas merayap di Plelen, saat membuka mata dan di sebelahku ada seorang wanita cantik. Mengulas bibirnya dengan senyum manis sekali.
“Enak sekali tidurnya ….”
“Oh, maaf.” Aku menggoyangkan kepala ke kanan. Menghindarkan menggayut di pundaknya. “Njenengan turun di?”
“Setelah Pekalongan.”
“Ada Pemalang, Tegal ….”
“Sebelum itu.”
Aku mengenyitkan kening.
“Comal!” Ia seperti kasihan.
“Tempat gadis-gadis cantik. Mungkin karena warisan pabrik tebu. Di mana ….”
Ia tersipu-sipu.
“Saya janda ….”
Aku menggigit bibirku sendiri. Memejamkan mata.
“Kaget, ya?”
Aku menggeleng.
“Mendadak bagi, Mas?”
Aku mengegeleng lagi. Gila ini. Aku berbohong. Sesungguhnya.
Pembicaraan lancar. Aku melupakan status yang disebutkannya. Walau sesekali ingat. Kalau ia janda? Apa aku ndak boleh jatuh cinta. Dengan pandangan pertama. Dan ia asyik diajak berbincang. Lee Ritenour, Dream Theatre, sampai ia menyebutkan Bach, John Sebastian Bach.
“Sebenarnya seneng dangdut.”
Aku menahan jawaban.
“Apalagi ….”
“Kau masih gadis atau sudah janda?”
Ia mengkikik panjang. Dan buru-buru membekap mulut kecil menggemaskan. Ah, tak mungkin itu mulut milik seorang janda. Bah!
“Senang bertemu dengan Mas ….”
“Jarot.”
“Renata.”
Ia turun. Sambil mengutip kartu namaku.
Bis beringsut. Aku akan sampai Pemalang dengan sejuta tanya tentang jandanya Renata.
SMS masuk: aku belum punya pacar, Mas Jarot. Sungguh. Belum pernah pacaran pula.
Terinspirasi:
Gadis atau Janda
Artis: Elvy Sukaesih dan Mansyur. S
Karya ini diikutsertakan dalam rangka HUT perdana Rumpies The Club
[caption caption="dok. rtc"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H