Cerpen Thamrin Sonata
[caption caption="foto:cintasejati.co.id"][/caption]
Seribu kali kumenatap gambarmu
Seribu kali kumenyebut namamu*
Klik!
Sonata menatap lama ke depan, lurus. Hidungnya kembang-kempis. Sesekali. Bibirnya digigit sendiri. Lalu dibekap dengan telapak tangannya.
“Gimana, Ta?”
Sonata diam. Sekali melihat LCD camera.
“Gimana, Ta?”
Lalu ia mengangkat tangannya. Dan melangkah mendekat Mila yang berada di tepian pantai. Ia memegang dagu tirus itu. Diangkatnya. Lalu disimak dalam beberapa saat. Dengan jarak begitu dekat. Pemilik dagu itu diam saja menyerupai boneka cantik barbie. Lengkap dengan rambut lurus berwarna tidak hitam.
“Tahan di situ.”
Sonata kembali ke camera yang masih tegak ditopang tripod. Air laut dengan iramanya. Buihnya mirip sisir yang ditarik oleh tangan berjemari lentik.
Dari balik lensa, lelaki itu melihat pose yang diinginkan. Hidung bangir Mila disepuh cahaya lembut lembayung senja. Rambutnya tertiup angin bak bendera panjang naik-turun. Di belakangnya matahari berwarna merah jingga. Sekali klik pencetan tombol, berendeng gambar-gambar yang mengikutinya. Termasuk pada klik di ujungnya ada camar masuk di atas kepala perempuan.
Sonata senyum.
Diangkatnya jempol tangan kiri tinggi-tinggi. Disaksikan Mila. Dan wanita itu beranjak setengah berlari. Menuju Sonata. Tidak melihat hasil kliknya. Ia malah mengecup pipi sang pemotret.
Nyanyian malam pun lirih ditiban angin yang membawa ombak ke tepian. Ditarik sisir dari tengah dalam irama lirih. Merepih.
“Kok bisa ada burungnya, ya?”
“Pertanda ….”
“Apa?”
“Kamu wanita ….”
“Apa?”
Sonata diam. Beberapa saat.
“Wanita apa?”
“Masak tanyanya sama lelaki.”
“Ih!” sengatnya dibarengi cubitan di lengan Sonata yang tangannya sedang mengangkat minuman berwarna bening.
“Sebel.”
“Seneng betul?”
“Ih!”
***
Klik!
Sonata memencet tombol shutter.
Dihelanya nafas.
“Gimana, Ta?”
Sonata tak menjawab. Ia melihat layar monitor camera, LCD. Lalu ia menatap ke depan. Lurus. Di tepi pantai dengan pasir putihnya sepasang manusia masih berdekatan. Mesra.
“Ah, burung-burung itu kenapa terus berdatangan ….”
Lelaki itu ingin menepis, mengusirnya. Namun mana bisa. Mereka, burung-burung itu seperti sedang berendeng pulang ke peraduan di senja yang kian menua.
Sonata berjalan menuju ke depan, mendekati mereka.
“Ada yang salah?”
“Ndak, Mas. Motret kok salah.”
Ada tawa kikik Mila. Dan ia diam saja didekati Sonata. Tetap di dekapan lelaki itu. Dio.
“Coba saling tatap ….”
Mereka melakukan permintaan Sonata.
“Yang lebih wajar ….”
Mereka saling pandang. Bingung.
“Gini, Ta?”
Sonata tak langsung menjawab.
“Gimana, dong?”
Sonata bingung. Persisnya canggung.
“Ya, ada tatapan optimislah. Kan untuk kalian berdua dalam mengarungi kehidupan kelak.”
“Okay.”
“Okay.”
Sonata balik ke camera. Dilihatnya dalam frame. Tide.
“Hmmm ….”
Ia mengangkat tangan kirinya. Klik.
Jari-jemarinya terbuka.
Klik.
Sonata pun memperhatikan hasil bidikannya.
“Thank youuuuu …!” suara wanita itu melengking saat Sonata mengangat jempol kirinya. Dan ia berlari ke arah Sonata. Dan mengecup kening yang tertutupi beberapa helai rambut gondrongnya.
Dio tiba. Dan ia senyum-senyum melihat tingkah Mila ketika melihat expost terakhir.
“Kita minum-minum ….”
Sonata menggeleng.
“Langsung jalan?”
Sonata mengangguk.
“Ta …sampai pada pemotretan di acara pesta, ya?” sebut Mila.
Sonata hanya hanya nyengir dan mencoba mengangkat jempol kirinya. Ia pun beranjak meninggalkan pantai Widuri ketika senja benar-benar sempurna. Tak mempedulikan ombak yang kian membesar dengan suaranya yang menyibak-nyibak. Pasir di tepian basah.
***
Sonata manggut-manggut. Menatapi gambar-gambar Mila. Sendirian. Di pantai. Suatu senja.
“Hmmmm….”
Sonata menyisir-nyisir rambutnya dengan jari-jemarinya. Menatapi gambar Mila. Berdua Dio. Di pantai dengan pasirnya yang rata. Senja yang belum lama.
“Gambar pre-wed jelek yang pernah kukerjakan ….”
Klep.
Camera itu ditutup. Dimatikan. Off.
Seribu kali kumenatap gambarmu ….
***
*Lirik lagu Lentera Cinta (Nicky Astrea)
Angkasapuri, 27/2/16
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI