Rus menyebut dirinya pelukis otodidak. Ia, awalnya hanya belajar kepada seseorang bernama Om Bayu ketika bekerja di Warung Padang di Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Ia dikenalnya oleh Pak Syakur, seseorang warga daeah tembakau itu. Sebagai anak muda yang tidak sampai melewati jenjang pendidikan tinggi, ternyata ia meminati bidang mencorat-caret ini sehingga pekerjaan di warung pun dilepas. “Saya pikir, ini jalan hidup saya.”
Perjalanan Rus hingga menjadi pelukis di tanah kelahirannya panjang hingga ia mengembara ke ibukota Jakarta segala. Alkisah, ia pun terdampar di sekitar Kantor Pos Pasar Baru dan Gedung Kesenian Jakarta. Ia bergulat lama menjadi pelukis jalanan di Jakarta. Bahkan hingga ia pernah kembali ke Jakarta, meski kali ini berbeda hal yang ditanganinya. Dalam hal ini mengerjakan stand/booth di tempat elite JCC untuk sebuah pameran. “Saya kerjakan dengan adik dan kakak saya,” akunya.
[caption caption="Lukisan berjudul Perjalanan Panjang"]
Sketsa Seharga 20 Ribu
Lukisan Rus sudah tak berbilang-bilang lagi. Selain ada yang dikoleksi oleh Pemda atau pejabat di Pemalang, Tegal, Pekalongan, dan sekitarnya, juga dikoleksi oleh orang Jakarta. Dan untuk menghasilkan lukisan-lukisannya, ia kerap keluyuran ke mana pun. Daerah pegunungan, persawahan, pantai, dan kehidupan orang-orang-orang kecil yang dianggap menarik hatinya. “Saya kadang menyelesaikan lukisan dalam tiga hari saja,” kisahnya.
[caption caption="Gadis Bali berjudul LohJawi"]
Meski titik tolaknya sebagai pelukis naturatis, ia mengangumi Basuki Abdullah. Tak jarang ia menerima pesanan untuk membuat cover buku. Atau ia membuat sket di atas kertas yang hanya membutuhkan 5 menit saja. Dan harga sketsanya pun hanya sebesar 20 ribu rupiah per wajah. “Saya pernah membuka di Alun-alun Tegal. Hasilnya, lumayan. Maksudnya, mereka puas,” kata Rus ke kota sebelah barat kota kelahirannya.
[caption caption="Alun-alun Kota Pemalang"]
[caption caption="Rus bersama teman-teman Komunitas Ilalang di alun-alun Kota Pemalang"]
Sebuah ide menarik, tentu. Paling tidak bagi Rus yang tak pernah mengenal waktu dalam melukis. Sehingga ia yang sekarang punya FB pun, kerap didatangi orang yang minta pada lukisan hasil coretannya. “Sebentar lagi Komunitas Ilalang akan pameran bersama di Gedung Serbaguna, Pemalang,” pungkas Rus yang sedang melukis pemandangan yang ditemui pada pagi hari. ***
*) Foto-foto: dok. Ruswadi