Keadaan pun menjadi cair. Rintik hujan yang membesar, menambah gayeng pembicaraan di gardu itu. Dengan minuman hangat dan singkong rebus.
               Buuuus …!
Kromodongso cepat-cepat membekap hidung sendiri. Dan berjingkat pamit pulang. Diiringi tawa sekaligus geleng-geleng kepala tiga orang temannya. Meski kemudian mereka merasakan bom angin busuk. *** Â Â
Â
* catatan: saya masukkan saja ke "golongan" cerpen. Penginnya sih humor. Tapi kanal ini ndak ada. Salam, TSÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H