Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pak Lurah Marah

8 Desember 2015   07:47 Diperbarui: 8 Desember 2015   08:19 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Hanya satu kata itu?”

“Lebih. Ia yang sok ganteng, eh …malah nyebarin virus ndak bener.”

“Termasuk suka ….”

“Ya, wanita …kan bisa, dan kadang-kadang senang dibohongi. Walau itu ndak etis. Sangat ndak bermoral!”

Kromodongso manggut-manggut.

“Poinnya ndak etis!”

“Ya, ya!”

Kromodongso diam, meski sesekali manggut-manggut.

“Saya ndak keberatan disebut Lurah jelek. Goblok! Tapi kali ini dia sudah kelewatan. Keterlaluan.”

Marah-marahnya Pak Lurah mungkin akan berlanjut, jika tak datang Asep, Tigor. Bersamaan hujan reda.

“Pak Lur kayaknya marah, ya Kromodongso?” tanya Tigor setelah Pak Lurah tanpa pamit ngeloyor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun