Mohon tunggu...
Thalita Umaveda Al Hayya
Thalita Umaveda Al Hayya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga-20107030053

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030053

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Untaian Benang Kecil Demi Cita yang Tinggi

25 Juni 2021   13:50 Diperbarui: 25 Juni 2021   13:52 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Rulia Fitrianti (dokpri)

Suara mesin jahit yang menggema di sebuah rumah itu seakan tak pernah berhenti untuk sekedar beristirahat. Rulia Fitrianti (20), dengan semangat mudanya yang masih kian membara, kedua kaki dan  tangannya tak pernah lelah untuk tetap berirama agar benang demi benang terus bergerak demi terbentuknya sebuah busana. Perempuan lulusan SMK dengan jurusan tata busana itu tak henti-hentinya menguntai benang demi benang agar terpenuhnya ekspetasi pakaian yang diinginkan oleh pelanggan.

Usaha kecil yang baru dibangunnya  di tahun 2020 ini ternyata sudah menciptakan hasil yang lumayan. Dengan berbekal ilmu yang dipelajarinya semasa SMK, membuatnya tidak terlalu kesulitan untuk merintis usaha jahit-menjahit ini. "Awalnya memang kurang percaya diri, tapi trabas sajalah," tuturnya sambil tertawa.

Rulia, begitulah ia akrab disapa, memulai usaha ini sejak ia baru saja lulus Sekolah Menengah Kejuruan. Di samping karena ilmu yang ia punya dirasa sudah cukup untuk membuka usaha, di sisi lain karena dampak pandemi Covid-19 inilah ia lebih memilih untuk membuka usaha sendiri daripada menjadi karyawan di sebuah pabrik atau butik.

"Dulu sempat menjahit di sebuah butik, tapi nggak betah dan akhirnya keluar. Ternyata memang nyamannya membuka usaha sendiri," lanjutnya.

Rulia menjelaskan, karena ia belum lama membuka usaha jahit, membuatnya hanya dapat menerima pesanan saja untuk saat ini. Namun meski begitu, pesanan yang diterimanya sudah cukup banyak. Mulai dari pesanan seragam, kemeja, blouse, kebaya, hingga gaun pesta. Selain menerima pesanan, Rulia bercerita jika ia juga membuat produksi busana buatannya sendiri. Namun ia mengatakan jika produksinya tersebut belum berani untuk dipasarkan secara umum.

Kebaya hasil rancangan dan produksi Rulia Fitrianti (dokpri)
Kebaya hasil rancangan dan produksi Rulia Fitrianti (dokpri)

"Belum bisa dipasarkan karena memang belum membuat nama merknya. Lagipula jika fokusnya ingin membuat produksi baju sendiri saya harus menyetok banyak kain atau bahan. Dan itu juga harus konsisten, saya belum bisa dan masih perlu banyak belajar," tuturnya.

Perempuan kelahiran tahun 2000 itu kembali menjelaskan jika karena adanya pandemi Covid-19 ini membuatnya sedikit kesulitan untuk memasarkan jasanya. Karena di lingkungannya telah banyak penjahit-penjahit senior yang sudah memiliki banyak pelanggan tetap. Sehingga ia merasa sedikit kesulitan untuk mencari kepercayaan calon-calon pelanggannya tersebut.

"Ya walaupun agak sulit untuk mencari pelanggan di masa seperti ini, tapi Alhamdulillah ada saja yang datang untuk memesan beberapa pakaian," pungkasnya.

Selain masih kesulitan mencari pelanggan, karena usaha yang dirintisnya ini masih tergolong muda. Membuat Rulia yang belum memiliki alat jahit yang lengkap juga menambah kesulitan baru baginya. Hal ini karena di rumah ia hanya memiliki mesin jahit utama saja, sementara ia membutuhkan mesin penunjang lainnya. Dengan keterbatasan biaya yang ia miliki membuat Rulia harus bersabar agar dapat membeli mesin-mesin jahit lain untuk mendukung usahanya.

"Karena saya hanya punya mesin utama, saya harus pergi mencari tukang obras keliling untuk menyempurnakan pakaian yang diinginkan pelanggan saya," ungkap Rulia. "Tapi di masa seperti ini sekarang agak sulit juga mencari tukang obras keliling, sementara di satu sisi saya harus cepat-cepat menyelesaikan pakaian customer biar tepat waktu," lanjutnya.

Sebelum merintis usaha ini, sebelumnya Rulia juga sempat mencoba untuk membuka usaha lainnya. "Sebelum dengan serius fokus dengan usaha jahit ini saya sempat mencoba membuka usaha lain, ada usaha mie ayam, kue-kue lebaran, cupcake, dan lainnya," ungkapnya. Namun karena beberapa usaha tersebut dirasa kurang menghasilkan, maka Rulia memilih untuk fokus di satu bidang usaha saja, yakni menjahit. Dan terbukti dengan ketekunan dan keseriusannya, kini usaha menjahitnya justru yang terlihat lebih 'menghasilkan'.

Dress hasil rancangan dan produksi Rulia Fitrianti (dokpri)
Dress hasil rancangan dan produksi Rulia Fitrianti (dokpri)

Adapun penghasilan yang di peroleh Rulia dari hasil menjahit di masa pandemi ini dikatakan masih tergolong stabil. Meski bisa dikatakan usahanya masih baru, namun ia juga sudah memiliki pelanggan tetap. "Karena usaha ini belum lama saya tekuni, range penghasilan 400 hingga 500 ribu dalam satu bulan saja sudah lebih dari cukup. Karena saya juga masih muda jadi belum membutuhkan banyak pengeluaran. Tapi tetap dong, saya harus meningkatkan usaha ini," jelasnya kembali.

Baginya, seberapapun hasil yang ia dapatkan dari jerih payahnya ia akan terus berusaha untuk mengembangkan usaha ini. "Saya kan masih muda, jadi jalan saya masih panjang. Ini juga belum ada setengah jalan, jadi harus tetep semangat apapun hasilnya," tambahnya dengan selingan tawa.

Awal yang tak mudah bagi perempuan berusia 20 tahun tersebut. Pada beberapa hari pertama saat ia menerima pesanan untuk menjahit pakaian, ia sempat terkena marah oleh pelanggannya karena salah menjahit. Alhasil Rulia harus memperbaikinya kembali. Meski merasa rugi, namun Rulia mengatakan jika inilah resiko yang harus ditanggung jika membuka usaha sendiri. Harus siap mental maupun materi.

Rulia juga mengatakan jika ia memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi untuk usahanya. Ia ingin jika usaha kecilnya ini kelak dapat menjadi besar, memiliki 'nama' dan dapat dikenal oleh masyarakat luas.

Adapun di luar sana, pastilah banyak anak-anak muda yang juga tengah membuka usahanya masing-masing. Di akhir sesi, Rulia hanya berpesan kepada para milenial yang hendak atau baru membuka usaha. "Kalau baru merintis, pastikan dulu niatnya untuk benar-benar serius dengan apa yang mau diambil. Setelah itu harus konsisten, banyak-banyak belajar juga entah itu dari buku atau orang-orang yang berpengalaman di bidangnya."

Rulia menjelaskan jika usaha apapun yang baru dirintis pasti memiliki masa sulitnya masing-masing. Tidak masalah untuk beristirahat sejenak namun harus ingat kembali apa tujuan saat ingin membuka usaha, jangan takut untuk mengambil resiko, dan tetap semangat.

Foto bersama Rulia Fitrianti (dokpri)
Foto bersama Rulia Fitrianti (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun