"Karena saya hanya punya mesin utama, saya harus pergi mencari tukang obras keliling untuk menyempurnakan pakaian yang diinginkan pelanggan saya," ungkap Rulia. "Tapi di masa seperti ini sekarang agak sulit juga mencari tukang obras keliling, sementara di satu sisi saya harus cepat-cepat menyelesaikan pakaian customer biar tepat waktu," lanjutnya.
Sebelum merintis usaha ini, sebelumnya Rulia juga sempat mencoba untuk membuka usaha lainnya. "Sebelum dengan serius fokus dengan usaha jahit ini saya sempat mencoba membuka usaha lain, ada usaha mie ayam, kue-kue lebaran, cupcake, dan lainnya," ungkapnya. Namun karena beberapa usaha tersebut dirasa kurang menghasilkan, maka Rulia memilih untuk fokus di satu bidang usaha saja, yakni menjahit. Dan terbukti dengan ketekunan dan keseriusannya, kini usaha menjahitnya justru yang terlihat lebih 'menghasilkan'.
Adapun penghasilan yang di peroleh Rulia dari hasil menjahit di masa pandemi ini dikatakan masih tergolong stabil. Meski bisa dikatakan usahanya masih baru, namun ia juga sudah memiliki pelanggan tetap. "Karena usaha ini belum lama saya tekuni, range penghasilan 400 hingga 500 ribu dalam satu bulan saja sudah lebih dari cukup. Karena saya juga masih muda jadi belum membutuhkan banyak pengeluaran. Tapi tetap dong, saya harus meningkatkan usaha ini," jelasnya kembali.
Baginya, seberapapun hasil yang ia dapatkan dari jerih payahnya ia akan terus berusaha untuk mengembangkan usaha ini. "Saya kan masih muda, jadi jalan saya masih panjang. Ini juga belum ada setengah jalan, jadi harus tetep semangat apapun hasilnya," tambahnya dengan selingan tawa.
Awal yang tak mudah bagi perempuan berusia 20 tahun tersebut. Pada beberapa hari pertama saat ia menerima pesanan untuk menjahit pakaian, ia sempat terkena marah oleh pelanggannya karena salah menjahit. Alhasil Rulia harus memperbaikinya kembali. Meski merasa rugi, namun Rulia mengatakan jika inilah resiko yang harus ditanggung jika membuka usaha sendiri. Harus siap mental maupun materi.
Rulia juga mengatakan jika ia memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi untuk usahanya. Ia ingin jika usaha kecilnya ini kelak dapat menjadi besar, memiliki 'nama' dan dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Adapun di luar sana, pastilah banyak anak-anak muda yang juga tengah membuka usahanya masing-masing. Di akhir sesi, Rulia hanya berpesan kepada para milenial yang hendak atau baru membuka usaha. "Kalau baru merintis, pastikan dulu niatnya untuk benar-benar serius dengan apa yang mau diambil. Setelah itu harus konsisten, banyak-banyak belajar juga entah itu dari buku atau orang-orang yang berpengalaman di bidangnya."
Rulia menjelaskan jika usaha apapun yang baru dirintis pasti memiliki masa sulitnya masing-masing. Tidak masalah untuk beristirahat sejenak namun harus ingat kembali apa tujuan saat ingin membuka usaha, jangan takut untuk mengambil resiko, dan tetap semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H