Mohon tunggu...
Thalia Prana
Thalia Prana Mohon Tunggu... Lainnya - Psychology student

Expectation is the root to all heartache - Shakespeare

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penelitian Kala Pandemi? Siapa Takut

9 September 2020   19:54 Diperbarui: 9 September 2020   20:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kebanyakan orang mengira, penelitian itu merupakan sesuatu yang sulit dilakukan karena kerumitannya. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari yang namanya penelitian. Berkaitan dengan ini saya memiliki contoh yang berkaitan dengan kondisi pembaca saat ini. 

Misalnya saat ingin membuka toko online yang berjualan mentai rice. Hal yang dilakukan sebelum membuka toko tersebut pastinya melihat range harga umum, melihat tampilan Instagram dari produk, mengamati bagaimana pengambilan foto yang digunakan, kemasan mentai rice, dan melihat pasar dari pembeli. 

Jadi, penelitian sebenarnya bukan hal yang sulit. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian diartikan sebagai penyelidikan secara terstruktur, objektif, dan mendalam atas suatu masalah yang terjadi.

Penelitian memiliki kemanfaatan yang beragam bagi penelitinya. Pertama, melatih bepikir kritis. Ini karena sebelum melakukan penelitian, individu harus banyak membaca dan mencari celah dari penelitian sebelumnya.  

Kedua, melatih kemampuan memecahkan masalah. Setiap kegiatan penelitian dapat diawali dari melihat permasalahan disekeliling individu yang selanjutnya dapat dicari solusinya.

Ketiga, mempraktikkan ilmu dalam perkuliahan. Di semester-semester tertentu di fakultas saya sendiri, terdapat mata kuliah khusus untuk mempelajari metode penelitian yaitu, kuantitatif, eksperimen, dan kualitatif. Ilmu sepenting itu terkadang bisa terlupakan kalau tidak diasah terus-menurus. Padahal, pemahaman terhadap mentode-metode tersebut cukup penting untuk penyelesaian skripsi.

Penelitian penting dilakukan oleh generasi muda. Hal ini dikarenakan generasi muda, senantiasa dikaitkan dengan ledakan ide dan inovasi yang begitu besar. Sehingga nantinya akan banyak melahirkan kreasi-kreasi yang menarik. Saya rasa itu juga yang menjadi alasan Presiden Joko Widodo memiliki staf khusus presiden dari generasi muda. 

Kemudian, generasi muda juga lebih mahir dalam hal tekonologi sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman yang serba cepat ini. Terakhir, dilansir dari tirto.id (Juli, 2016) Indonesia sendiri menempati peringkat 52 dari 229 negara dalam hal publikasi penelitian. Hal-hal ini lah yang membuat penelitian menjadi penting untuk dilakukan.

Mungkin pertanyaan yang muncul dibenak pembaca saat ini: 

"Lantas saya harus bagaimana kalau ingin melakukan penelitian? Saat ini sedang pandemi." 

Saya sebenarnya juga tidak akan menafikkan bahwa banyak sekali dampak yang kita peroleh karena pandemi seperti, banyaknya pekerja yang harus diberhentikan kerja, ekonomi yang merosot, kesulitan membayar uang pangkal sekolah, dan perasaan-perasaan tidak pasti terkait kapan berakhirnya pandemi. 

Tetapi, pandemi ini juga memberi dampak dalam hal penelitian. Penelitian yang dilakukan selama pandemi berlangsung juga memiliki beberapa kendala yakni, dana penelitian yang dipangkas. 

Pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa (PKM) sendiri, dana yang diberikan menurun. Tetapi, memang sesuai dengan kondisi pandemi saat ini yang serba terbatas. Selanjutnya, belum terdapat ekosistem penelitian yang mendukung. Terakhir, yang dialami oleh hampir semua peneliti adalah tidak diperkenankan untuk menggali data primer.

Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari narasumbernya. Data primer dapat berupa wawancara dan observasi langsung. Validitas dari data ini kuat karena diperoleh melalui tangan pertama. 

Dengan adanya physical distancing selama kondisi pandemic ini, memang tidak disarankan untuk melakukan penelitian secara langsung. Bahkan di salah satu ajang lomba penelitian yang saya ikuti, siapapun yang menjalankan penelitian secara langsung akan didiskualifikasi. 

Tetapi, untuk pembaca yang saat ini mungkin sedang menyelesaikan skripsi. Pengambilan data langsung tetap menjadi pilihan yang dapat didiskusikan dengan dosen pebimbing masing-masing. 

Jika tetap mengambil data primer, protokol kesehatan tetap harus diterapkan. Selain data primer yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat data sekunder. Data sekunder didapatkan dari data yang sudah ada atau sudah diteliti sebelumnya. Data ini dapat diperoleh melalui laporan, jurnal penelitian terdahulu, dan buku.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, sebenarnya terdapat alternatif penelitian yang dapat dilakukan dengan data sekunder yaitu, narrative review, systematic review, dan meta analisis. Narrative review lebih mendeskripsikan tentang penelitian dengan topik khusus, deskripsi yang dilakukan dapat mendalam ataupun tidak. Biasanya digunakan untuk menemukan latar belakang keseluruhan dari masalah. 

Selanjutnya, systematic review yang lebih terstruktur, komprehensif dan memiliki pertanyaan penelitian yang jelas. Biasanya hasil dari systematic review ini akan menjawab pertanyaan penelitian dan mempertanyakan efektivitas atau memahami asal masalah. 

Kemudian, meta analisis yang merupakan perpaduan dari wujud statistik dari setidaknya dua penelitian yang menghasilkan sebuah perkiraan statistik dari efek intervensi yang dilakukan (Demiris, Oliver, & Washington, 2019). Metode yang sudah saya paparkan tadi, masing-masingnya memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dipertimbangkan.

Jadi, penelitian tetap bisa dilakukan dalam kondisi pandemi yang memang memiliki keterbatasan. Karena seperti yang sudah saya paparkan, pembaca dapat memilih untuk tetap mengambil data primer dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan atau menggunakan alternatif metode penelitian yang lain.

Semangat dan semoga tulisan ini memberikan manfaat!

Referensi

Demiris, G., Oliver, D. P., & Washington, K. T. (2019). Defining and Analyzing the Problem. Behavioral Intervention Research in Hospice and Palliative Care, 27-39.

Pramisti, N.Q. (Juli, 2016). Muramnya Wajah Duia Penelitian Indonesia. https://tirto.id/muramnya-wajah-dunia-penelitian-indonesia-bsF6. Diakses pada tanggal 5 September 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun