Mohon tunggu...
Thaifur Rahman
Thaifur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Saya pelajar yang selalu ingin tahu tentang kehidupan dengan cara mencoba dan membiasakan hal baru kemudian membarukan kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konstruksi Modifikatif: Menutup Lubang Kemiskinan Intelektual di Era Pandemi Covid

11 Januari 2023   09:00 Diperbarui: 11 Januari 2023   09:26 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menyambungkan yang tidak nyambung. Menghubungkan yang tidak terhubung. Begitu kemudian cerita tidak akan pernah bersambung meskipun pandemi covid masih saja menyelubung dan menyentuh segala aspek yang tidak terhitung.

Setelah membaca buku karya Phutut Ea berjudul "Enaknya Berdebat dengan Orang Goblok", ada semacam gebrakan baru yang mampu menggedor-menggedor pintu sehingga bisa terbuka lebar tanpa menyisakan denyitan. Dijelaskan bahwa untuk memoles suatu kisah diperlukan keberanian dan pembiasaan sehingga dapat memicu konstruk berpikir yang tidak itu-itu saja-terjebak dalam kerumunan sehingga mandek bahkan sampai menutup jalan. Yakni menjadi luar biasa dengan cara sederhana meskipun pandemi covid merajalela dan menjadi orang biasa dengan karya yang gila meskipun pandemi covid hadir mengundang kerumitan alam semesta. Penulis menyebutnya sebagai gerakan kiri kekimcil-kimcilan yang penuh pusat perhatian.

Gerakan kiri di sini bukan mangarah pada apa yang tertanam kuat dalam pola pikir kita sebelumnya. Mengira bahwa Islam radikal, Islam puritan, Islam liberal, kapitalisme dan lain-lain adalah ajaran yang tidak perlu dipanjanglebarkan karena orientasinya jelas, membenarkan dengan satu teropong saja. Namun, gerakan kiri di sini adalah bagaimana kita sebagai insan akademis mampu membaca peluang yang tidak orang lain pikirkan. Istilahnya buka jalur yang tertib.

Sebelum pada jantung pembahasan, perlu kiranya kilas balik perihal pandemi covid yang menyerang segala lini kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan menurut Nelson Mandela adalah senjata paling ampuh mengubah dunia. Maka tak ayal jika pendidikan saat ini (dan untuk masa depan) dikatakan sebagai sentrum peradaban bangsa. Karena nilai pendidikan itu sendiri merupakan internalisasi dari sebuah peradaban.

Sistem pendidikan saat ini yaitu diterapkannya pembelajaran daring. Awal dijalani merasa nyaman, tetapi di kemudian hari malah mengundang beberapa pertanyaan: apakah efektif pembelajaran daring? Seberapa jauh indikator keberhasilan pemerintah memandang pembelajaran daring ini? Pantaskah pembelajaran daring ini disebut sebagai disrupsi tupoksi? Maka tulisan ini hadir untuk menyibak misteri keefektifan dalam proses belajar-mengajar terlebih bagaimana cara setiap person menyikapi pembelajaran daring tersebut.

Perlu diunderlinde kembali, seseorang bisa bertahan hidup karena ia mampu beradaptasi dengan baik. Pandemi covid memang mengakar rumput namun tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk bisa bertahan dan berjuang memenangkan keadaan. Seiring senada, teori yang digagas oleh Albert Bandura sangat sesuai menutup lubang intelektual yang selalu menjadi momok menakutkan di ranah pendidikan; pembelajaran daring.

Theory sosial learning atau yang sering dikenal dengan "boneka bobo" adalah kita bisa memperoleh pembelajaran dari mencontoh suatu tindakan yang terjadi. Berikut di bawah ini penjelasan rincinya:

Attenional process (pembentukan perhatian). Yaitu kita harus mampu memberikan suatu perhatian terhadap keadaan. Berhubung sekarang pandemi covid, bagaimana sekiranya kita bisa melihat peluang yang ada sehingga tidak menimbulkan keburukan yang berdampak pada diri-sendiri. Dengan begitu, pembelajaran daring tidak lagi dianggap sebagai hal yang menakutkan.

Retention process (pembentukan kepekaan, penyerapan). Setelah melakukan perhatian, langkah selanjutnya adalah mencoba untuk peka terhadap apa yang terjadi. Pembelajaran daring jika ditekuni sungguh-sungguh dan kita mulai mengerti dengan alurnya maka secara tidak langsung kita akan mudah menerima, menerka, sehingga melahirkan pengaruh kuat. Retensi ini adalah suatu kemampuan untuk menyimpan infomasi apalagi kemampuan untuk menyerap hal-hal baru.

Reproduction process (pembentukan pengulangan, terasah). Pisau semakin diasah akan semakin tajam. Perhatian dan kepekaan jika terus diulang-ulang akan melahirkan suasana yang tidak cepat bosan. Hal ini lebih kepada tindakan yang telah dipelajari. Inilah peran penting kita sehingga semakin terasah dalam pembelajaran daring ini.

Motivational process (pembentukan peneguhan).  Tahap terakhir untuk memastikan proses pembelajran daring berlangsung lancar adalah motivasi untuk meniru perilaku yang telah dilihat.

Pembelajaran daring ini mengajarkan kita untuk beradaptasi dengan hal baru dan dari hal baru itulah kita bisa membangun sentrum peradaban yang tidak lagi kikir memandang sesuatu secara sebelah. Semua itu bisa kita lakukan dengan menggunakan teori yang digagas oleh Albert Bandura. Maka final untuk mendapatkan konstruksi modifikatif dari pembelajaran daring akan segera kita tuai.

Tidak lagi efetif bukanlah suatu alasan yang patut diperjuangkan. Karena semua itu tergantung pada diri kita menyikapinya. Memulai hal baru dan membiasakannya adalah proses internalisasi dari suatu pembelajaran daring.

Menutup paragraf ini, penulis mengutip pendapat Albert Bandura, "Belajar adalah dua arah: pertama, kita belajar dari lingkungan. Kedua, lingkungan belajar dan  memodifikasi berkat tindakan kita."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun