Mohon tunggu...
Rizieq ramadhan
Rizieq ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - full time bengong, part time lover

Anak kesayangan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kematian Surat Kabar

16 April 2024   22:42 Diperbarui: 16 April 2024   22:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu sektor bisnis yang paling terdampak dari masifnya penyebaran teknologi dan globalisasi adalah industri surat kabar, atau lebih spesifik lagi, industri surat kabar cetak. Secara empiris, sebagian pelaku industri surat kabar belum cukup mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh surat kabar online yang menggerus eksistensi surat kabar cetak. 

Selain kemajuan teknologi, perubahan budaya pencarian informasi juga berdampak buruk pada ekosistem industri. Industri ini mengandalkan kertas sebagai bahan utama. Penjualan buku cetak secara global telah menurun, bertepatan dengan kemudahan akses buku secara online atau dalam format e-book. 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pergeseran dari cetak ke online bukan hanya pergeseran dalam industri, tetapi juga dalam budaya dan kebiasaan manusia. Ketersediaan buku online menantang "idealisme" buku cetak yang cenderung mahal sedikit rendah hati.  

Namun, ini adalah nasib yang sama yang menimpa banyak negara dimana industri surat kabar, buku cetak, dan bentuk media sejenisnya mengalami kerugian akibat ulah para pelakunya. Kemauan untuk membaca dan kemudahan akses lagi-lagi menjadi alasan mengapa koran cetak semakin sulit dijangkau. Selain itu, kita dapat melihat kesesuaian antara kualitas pendidikan dan penjualan surat kabar.

Sekitar 10-20 tahun yang lalu, ketika media sosial mainstream belum menyentuh kehidupan manusia dengan serangan yang tiada henti, masih cukup banyak ruko-ruko yang ditempeli koran sebagai barang jualan atau penjual koran yang menjinjing korannya dan menjelajah di jalanan. atau juga visualisasi populer penjual koran yang mengendarai sepeda mengantarkan korannya ke rumah-rumah warga, model kurir masa kini yang serupa dengan penjual koran. 

Koran menyajikan berita yang sama yang diakses oleh siapa saja setiap harinya, ada keterbatasan penyebaran informasi yang tersedia di koran. karena banyak pertimbangan termasuk mahalnya biaya penerbitan koran. di satu sisi berita yang ditampilkan koran terbatas, ada keterbatasan informasi yang bisa diakses publik yang sama sekali tidak mengindikasikan adanya banjir informasi yang tidak bermanfaat. keluhan atas keterbatasan ini dimaafkan dengan upaya menjaga kualitas informasi. 

Kompleksitas lingkungan industri yang menimpa industri percetakan koran atau buku tidak dihadapi dengan baik. philip meyer profesor emeritus university of north carolina meramalkan pada tahun 2004 bahwa koran akan mati pada tahun 2043 atau sekitar 19/20 tahun ke depan. hal ini dapat kita lihat dari pola penurunan minat dan penjualan koran yang tidak menjulang tinggi. tren minat terhadap koran yang menurun secara perlahan-lahan. 

Industri koran memang sudah cukup tua, namun tren penurunan yang sudah berjalan puluhan tahun ini mengindikasikan ada semacam api semangat untuk terus menghidupkan koran. tampaknya prediksi profesor philip meyer ini tentu sudah memperhitungkan banyak pertimbangan termasuk detil-detil dan syarat-syarat yang belum terpenuhi untuk mengatakan koran akan mati total.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun