Akhirnya Perancis menyerah juga kepada tuntutan Palestina,supaya menggelar penyelidikan atas kematian Presiden pertama Palestina ,Yasser Arafat.Perjuangan panjnag kelurga almarhum Yasser Arafat yang selalu mendapat dukungan penuh dari Palestina itu,akhirnya membuahkan hasilnya hari Selasa 28 Agustus 2012 negara  Perancis membuka penyelidikan terhadap kematian yasser arafat tersebut.                             Â
Berbagai kalangan di dunia Arab mensinyalir,bahwa kematian Yasser Arafat itu diracun .Dugaan tersebut semakin kuat menyusul ditemukannya di berbagai pakaian Yasse Arafat berupa zat senyawa kimia yang sangat mematikan Polonium-210 dengan kadar yang tinggi.Senyawa kimia itu jarang ditemukan,dan juga sangat mematikan,sebagaimana hasil pemeriksaan laboratorium di Swisss baru-baru ini.                    Â
Meskipun begitu menurut salah seorang pakar dari Labororium Fisika Radiasi Swiss ,bahwa penemuan itu belum bisa menyimpulkan apa-apa,dan hanya penggalian jenazah Yasser Arafat yang akan  bisa memastikan hasilnya.Sebagaimana diketahui bahwa Presiden Palestina yang pertama,Yasser Arafat meninggal dunia di sebuah rumah sakit di luar kota Paris,Perancis tahun 2004 lalu.                     Â
Kematian Yasser Arafat yang sangat mendadak itu menurut dokter disebabakan stroke yang hebat,akan tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan dari laboratorium Fisika Radiasi Swiss ditemukan senyawa kimia Polonium-210 di pakaian Yasser Arafat telah meragukan pernyataan dokter Perancis tersebut.Informasi  itu pertama sekali disiarkan secara luas oleh jaringan TV Al Jazira,yang dengan segera menarik perhatian masyarakat internasional.                                                   Â
Selanjutnya janda Yasser Arafat,Suha memberikan lagi berbagai pakaian,perlengkapan lainnya yang sering dipakai Yasser Arafat dhulu kepada laboratorium Fisika Radiasi Swiss itu.Lalu setelah mengetahui hasilnya demikian,maka Suha menuntut supaya kematian suaminya itu diusut tuntas .Pengacaranya,Pierre Olivier-Sur menginformasikan bahwa kejaksaan distrik Nanterre.dimana rumah sakit militer tersebut berada telah menyetujui permintaan itu.Menurut pengacara itu lagi,bahwa seorang hakim akan dipilih untuk memimpin proses penyelidikan sebab-sebab kematian Yasser Arafat.                                       Â
Menurut Abdullah Basher,Kepala Medis Palestina yang menyelidiki kematian Yasser Arafat  bahwa dalam waktu dekat ini para pakar dari Swiss akan pergi ke Tebing barat(Weeest Bank) untuk mengambil sampel dari tulang Yasser Arafat,meskipun masih simpang siurnya  tentang rencana  penggalian makam Yaseer Arafat yang meninggal dalam usia 75 tahun terssebut.                               Â
Namun pra pakar kimia menegaskan pula,bahwa senyawa Polonium-210 itu cepat terurai sehingga mereka meragukan apakah pada tulang-tulang jazad Yasser Arafat masih terdapat senyawa itu,karena sudah selama 8 tahun dikuburkan disitu.Para pejabat Palestina sudah lama menuduh Israel bertanggung jawab terhadap kematian Yasser Arafat,meskipun selalu dibantah keras oleh Zionis Israel.Tuduhan tersebut memang sangat rasional karena musuh utama Yasser Arafat adalah agen rahasia Israel Mossad,meskipun Tel Aviv selalu berkelit dengan berbagai argumetasinya.                                    Â
Meskipun Suha tidak menuding siapapun yang bertanggung jawab terhadap kematian suaminya,Yasser Arafat ,tetapi Zionis Israel merasa tersindir karena semuanya mengarah kepada tel Aviv,musuh utama Yasser Arafat.Dalam kontek ini Jubir Menteri Luar Negeri Israel,Yigal Palmor mengatakan bahwa "Kami hanya mengetahuinya melalu media massa.Dan ini bukan masalah kami,karena tuntutan hukum tersebut tidak ditujukan kepada kami".Ia lanjutkannya lagi"Jika ada penyelidikan ,kami harap hal itu akn membuka tabir masalah ini",ujarnya kepada Haaretz dan juga AP. Semoga penyebab kematian Yasser Arafat segera terkuwak,tidak seperti halnya kasus arsenic yang menyebabkan kematian aktifis HAM ,Munir di Indonesia yang sekarangpun tokoh intelektualnya masih bebas diluaran.                                        Â
VOA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H