Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Politik

KTT Asean dan Peran Aktif Indonesia

13 Mei 2023   18:42 Diperbarui: 13 Juni 2023   15:28 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konferensi Tingkat Tinggi pemimpin negara negara di kawasan Asia Tenggara baru saja berakhir pada Jumat lalu. Para pemimpin negara negara yang berada di kawasan Asia Tenggara itu berkumpul di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur selama dua hari dan menyepakati beberapa hal terkait hal hal yang krusial bagi perkembangan geopolitik pertumbuhan ekonomi kawasan pasca pandemi dinyatakan berakhir oleh badan kesehatan dunia WHO.

Indonesia yang kali ini menjadi tuan rumah KTT ASEAN tentu saja berbangga hati karena berhasil menyelenggarakan kegiatan berskala regional tersebut. KTT ASEAN kali ini juga menjadi yang pertama kali dilakukan di Labuan Bajo. Selama ini jika ada pagelaran kegiatan internasional dan regional tempat yang selalu dipakai adalah Jakarta dan Bali.

Seperti yang saya tuliskan diawal tadi, KTT ASEAN kali ini dilakukan setelah WHO mengeluarkan pernyataan dan pengumuman bahwa pandemi Covid19 telah berakhir dan dunia kembali ke era normal. Kita tahu sejak Maret 2020 lalu, tidak hanya Asean, namun seluruh wilayah dunia terkena dampak dari virus mematikan Covid19 yang membuat ekonomi kehidupan sosial menjadi tidak berdaya.

Sebuah kredit positif tentunya dapat kita berikan kepada pemerintah setelah sebelumnay sukses menyelenggarakan Presidensi G20, kepemimpinan Indonesia di pentas internasional kembali diuji dengan menjalankan iven keketuaan ASEAN 2023. Keketuaan tersebut diambil alih Indonesia setelah sebelumnya Kamboja menjalani peran serupa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Phnom Penh bulan November 2022 tahun lalu.

Sebagaimana Kamboja, periode keketuaan di ASEAN berlangsung selama satu tahun, dimulai sejak 1 Januari hingga 31 Desember tahun yang sama. Keketuaan ASEAN yang kini dijabat oleh Indonesia menandakan kepercayaan  kawasan regional kepada Indonesia untuk berperan besar dalam menentukan arah pertumbuhan kawasan yang berkesinambungan di kawasan regional.

Saya sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo pada saat menggelar acara kick off di Bundaran Hotel Indonesia pada Minggu (29/1/2023) silam. Pada saat itu Presiden Jokowi menyampaikan sikap dan rasa optimismenya bahwa ASEAN akan mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang penting di kawasan.

Tidaklah salah kemudian jika saya berharap Indonesia harus bisa memanfaatkan kerja sama ASEAN tahun 2023 untuk memperkuat kedudukan ASEAN dalam upaya merespon tantangan kawasan dan memposisikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan demi kemakmuran rakyat di Asia Tenggara.

Indonesia adalah founder ASEAN. Dan sebagai salah satu pendiri, tidaklah salah jika banyak pihak berharap Indonesia mampu menjadi fasilitator dan menciptakan berbagai terobosan dan memberikan ide ide solusi dalam mengatasi tantangan dan permasalahan dunia yang juga dihadapi oleh kawasan. Keketuaan Indonesia dalam forum ASEAN juga disebut sebut sebagai buah manis dari kehebatan strategi diplomasi Indonesia di kawasan Asia Tenggara yang dimulai sejak pembentukannya di tahun 1967 silam.

Sejak awal berdiri, Indonesia sudah beberapa kali memegang keketuaan ASEAN. Di tiap periode keketuaan tersebut, Indonesia tersu mendapatkan berbagai tantangan politik dan keamanan. Akan tetapi, berbagai tantangan dan permasalahan politik tersebut dapat diatasi dengan mudah.

Sejak empat kali menjabat sebagai Keketeuaan ASEAN, Indonesia sudah menghadapi berbagai tantangan yang berbeda-beda. Tentunya, tantangan yang dihadapi di tiap tahun berbeda dengan tantangan yang dihadapi keketuaan Indonesia di tahun 2023 ini.

Namun saya sependapat dengan Presiden Joko Widodo yang mengungkapkan keyakinannya bahwa  ASEAN mampu menghadapi berbagai tantangan global saat  ini dengan kerjasama antar bangsa di kawasan Asia Tenggara. Dengan kerjasama yang baik antar bangsa di kawasan, maka semua tantangan yang berpotensi mengancam stabilitas, melemahkan sentralitas, dan mengancam relevansi ASEAN tersebut  dapat diatasi bersama sama.

Saya berharap pula dengan Keketuaan ASEAN pada tahun 2023 ini, yang mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth menjadi semakin relevan dalam menjadi jangkar stabilitas dan kemakmuran regional di Indo-Pasifik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun