Bulan Mei adalah bulan pendidikan dan semangat kebangsaan. Pada bulan ini, setiap tanggal 2 kita, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap tahunnya. Sejatinya, tanggal 2 Mei adalah hari kelahiran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang bangsawan Jawa yang menaruh perhatian dan  tanggung jawab tinggi pada upaya memajukan pendidikan anak anak Pribumi pada masa kolonial Belanda. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang kemudian dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara juga didapuk menjadi Menteri Pendidikan oleh Presiden Soekarno pada masa pemerintah diawal awal Republik Indonesia berdiri.
Bulan ini, tahun 2023, Hari Pendidikan Nasional kembali diperingati bersama. Tentunya, kiat tidak hanya sekedar melakukan kegiatan seremonial belaka untuk merayakan hari bersejarah tersebut. Sebagai kaum terdidik dan terpelajar, kita harus memahami esensi atau  makna dibalik peringatan tersebut. Hari Pendidikan Nasional bukan hanya sekedar ritual dan seremoni tahunan belaka. Hari Pendidikan harus diperingati sebagai momentum kebangkitan semangat memperbaiki nasib kemerdekaan yang dicita citakan oleh para pendiri bangsa dulu.
Pada masanya dulu, Ki Hadjar Dewantara memiliki maksud dan tujuan untuk membawa anak anak bangsa Indonesia keluar dari keterbelakangan pendidikan akibat kolonialisasi berkepanjangan. Ki Hadjar Dewantara dan beberapa pemuda sebelumnya sudah membangun kesadaran bahwa pendidikan menjadi hal penting untuk memerdekan tanah air dan bangsa Indonesia dari penjajahan Bangsa Eropa khususnya Belanda.
Kesadaran demi kesadaran itu kemudian membawa para pemuda membentuk sebuah perkumpulan dan menyatakan tekad bersama bahwa pendidikan menjadi instrumen penting dalam upaya mencapai kemerdekaan. Dan beberapa tahun kemudian, para pemuda terdidik dari berbagai belahan nusantara kemudian bergandengan tangan, berjuang di berbagai palagan berhasil memerdekakan Indonesia dari belenggu penjajahan.
Tentunya kita memiliki pekerjaan rumah yang tidak mudah dalam upaya untuk mewujudkan cita cita pendiri bangsa itu saat ini. Hal pertama yang harus kita tuntaskan adalah mendorong kesadaran untuk terus belajar tak sekadar lewat pendidikan formal. Sebab jika kita baca dan pahami, salah satu gagasan Ki Hajar Dewantara adalah Tri Sentra Pendidikan (Tiga Pusat Pendidikan).
Tri Sentra Pendidikan itu menerangkan bahwa pendidikan seharusnya berlangsung di tiga ranah lingkungan yaitu, di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh sebab itulah kemudian semestinya kaum pelajar tak hanya menerapkan pendidikan saat sedang di sekolah sebagai ranah pendidikan formal saja. Sebagai kaum pelajar semestinya juga bisa berinisiatif mencari pendidikan pada ranah  informal (di kehidupan keluarga), dan bermasyarakat.
Cita cita luhur Ki Hadjar Dewantara juga mewariskan kepada kita semangat dalam mencerdaskan bangsa yang menjadi peran penting dalam memperjuangkan pendidikan generasi muda pada masanya maupun masa kini. Karena itu menjadi sangat perlu bagi kita generasi muda pelajar serta insan-insan pendidikan memaknai esensi Hari Pendidikan tidak hanya sekadar dengan seremonial belaka, akan tetapi mengetahui, mengerti dan memahami dengan seksama esensi penting hari pendidikan agar kualitas pendidikan yang kita punya semakin baik sesuai dengan karakter dan nilai bangsa Indonesia.
Kita juga perlu merubah paradigma dan cara berpikir pelajar anak anak saat ini bahwa belajr bukan hanya soal mendapatkan nilai dan rangking bagus, Namun lebih dari itu, pelajar dan insan pendidikan harus berfokus pada sisi peningkatan kualitas diri agar mampu terhindar dari sifat-sifat yang menyimpang. Bukanlah belajar adalah salah satu jalan untuk mengubah jalan hidup, untuk kemerdekaan diri, dan yang terpenting untuk mencerdaskan kehidupan sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Karena itulah kemudian kita harus memaknai bahwa pendidikan menjadi alat dan sarana untuk mewujudkan cita cita perjuangan para pahlawan khususnya pahlawan bangsa yang sudah berkorban banyak di bidang pendidikan.
Pendidikan dan Kebangkitan Nasional
Bulan Mei juga bukan hanya bulan pendidikan, namun juga bulan kebangkitan nasional. Tidak hanya hari pendidikan yang kita peringati pada bulan ini, namun juga kebangkitan nasional yang akan dirayakan pada tanggal 20 Mei mendatang. Keduanya menjadi penting dan berkaitan satu dengan lainnya. Mei adalah hari pendidikan dan semangat kebangkitan anti kolonial yang bertahun tahun mendera bangsa Indonesia.
Para pemuda dari berbagai belahan nusantara pada masa itu, tak terkecuali Ki Hadjar Dewantara sendiri menyadari bahwa untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan salah satu cara adalah dengan menyadarkan Bangsa Indonesia akan arti penting pendidikan. Kerja keras dan semangat para pemuda itu diejawantahkan dalam bentuk semangat kebersamaan melepaskan diri dari belenggu kaum kolonial.
Sebagaimana kita tahu pada awal abad dua puluh tersebut, tidak banyak pemuda Indonesia yang memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dan berbekal itulah kemudian pada pemuda kemudian menyepakati sebuah tujuan bahwa kebangkitan nasional bisa diwujudkan.
Kini, di tengah kemajuan zaman yang bergerak cepat, pola pendidikan juga berganti dan bergerak kencang, akan kita tidak boleh melupakan esensi dari pendidikan adalah kemajuan yang beradab, beretika dengan nilai nilai kebangsaan sebagaimana dimaktubkan dalam preambule undang undang dasar kita. Pendidikan tidak hanya belajar, namun juga mencerdaskan kehidupan bangsa. Â
Selamat merayakan Hari Pendidikan Nasional tahun 2023. Selamat bekerja dan bergandengan tangan mewujudkan cit cita pendidikan dan kemerdekaan Indonesia dengan memajukan pendidikan Indonesia menjadi yang terdepan dan berkualitas. ***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H