Setiap tahun pada tanggal 1 Juni akan selalu kita ingat dan peringati sebagai Hari Lahir Pancasila. Berbeda dengan tanggal 1 Oktober yang diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, tanggal 1 Juni adalah hari yang ditetapkan karena pada tanggal itulah Proklamator Bung Karno membacakan sila demi sila yang kemudian dikenal sebagai Pancasila dan kemudian ditetapkan sebagai Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sebuah kesempatan tahun 1955 silam, Presiden Pertama RI dan Proklamator Soekarno berpidato di hadapan Civitas Akademika Universitas Airlangga di Surabaya. Dalam pidatonya, Bung Karno mengatakan jauh sebelum ia membacakan pokok pokok pikirannya di Sidang PPKI tahun 1945, Pancasila sudah ada dan sudah menjadi bagian dari keseharian bangsa Indonesia.Â
Soekarno bahkan menyebut jauh sebelum Republik Indonesia disebut sebut pada pra kemerdekaan, nilai nilai Pancasila sudah ada dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Soekarno bahkan menegaskan bahwa dia bukanlah pencipta Pancasila, namun hanya sebagai penggali dan pemoles Pancasila untuk kemudian disampaikan pada pidatonya di Sidang sidang BPUPKI dan PPKI seusai proklamasi.
Kini usai ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila itu sendiri, kita perlu merenungkan kembali, sejauh mana nilai nilai luhur Pancasila itu sudah diamalkan dalam kehidupan sehari hari rakyat Indonesia. Pancasila, sebagaimana dikatakan banyak tokoh bangsa saat ini adalah DNA asli dan arahan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni lalu, saat berkunjung ke Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Presiden Joko Widodo berpidato mengajak semua masyarakat untuk membumikan Pancasila dan menerapkannya sebagai prilaku luhur dalam kehidupan sehari hari. Kepala Negara menyebutkan seluruh komponen bangsa harus mengamalkan Pancasila dan memperjuangkannya agar tidak hilang sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tentu saja, apa yang disampaikan Kepala Negara itu sangat jelas dan tegas. Kita tidak mau Pancasila hanya sebagai slogan yang dibacakan setiap pekan dan hanya menjadi ucapan di bibir namun tidak menjadi prilaku sehari hari. Suka atau tidak, harus diakui bahwa sejak beberapa tahun terakhir, pengalaman nilai nilai Pancasila memang mengalami pasang surut.
Padahal kita selalu berkumandang dan mengatakan bahwa Pancasila adalah mutiara dan warisan luhur yang dititipkan oleh para pejuang nusantara untuk kita rawat dan jaga agar tetap abadi selamanya.Â
Pancasila juga ada dalam naskah Pembukaan UUD 1945 dimana sila demi sila dimaktubkan dalam alinia terakhir yang berbunyi sebagai berikut "Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,Â
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"
Sangat jelas dan tegas, bahwa dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut Pancasila adalah sebuah dasar negara dan tidak boleh dipisahkan dari jalan hidup segenap anak bangsa Indonesia. Kita tentu berharap sebagaimana para pendiri bangsa juga mencita citakan agar Pancasila diterapkan dengan benar.Â
Jika hal itu dilakukan dengan serius, maka nilai dan cita cita bangsa yang ada pada sila kelima Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia akan terwujud.
Karena itu, momentum Perayaan Hari Pancasila pada 1 Juni 2022 ini, hendaknya kita jadikan sebagai momentum untuk kembali mengamalkan nilai nilai Pancasila dengan lebih serius dan berbenar benar. Bangsa Indonesia sangat tegas menolak segala bentuk hal yang bertentangan dengan cita cita Pancasila.
Saya meyakini Indonesia akan selamat dan berjaya dengan menerapkan ajaran dan falsafah Pancasila dan menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar. Aamiin. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H