Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selamatkan Anak Indonesia, Selamatkan Generasi Bangsa

2 Agustus 2021   07:54 Diperbarui: 2 Agustus 2021   08:08 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Anak Indonesia telah lama kita peringati pada 23 Juli 2021 silam. Tahun ini adalah tahun kedua kita memperingati Hari Anak Nasional yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Kita tentu saja berharap tahun depan peringatan yang sama akan berlangsung dengan suka cita dan pandemi ini sudah segera berakhir. Sekedar mengingatkan, pandemi yang merubah tata cara hidup ini telah berlangsung sejak Maret 2020 silam. Sejak itu pula hingga saat ini, kita masih terus berjuang bersama untuk mengatasinya. Sudah terlalu banyak dampak musibah wabah yang melanda seluruh negara di belahan dunia ini terhadap kehidupan banyak orang tak terkecuali anak-anak.

Lembaga internasional yang menaruh perhatian pada persoalan anak anak Save the Children merilis hasil temuan mereka bahwa anak anak adalah kelompok yang paling banyak terkena dampak Covid19. Lembaga itu bahkan memetakan tujuh risiko dampak pandemi Covid-19 yang berpotensi dialami di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia.

Anak anak merupakan korban yang harus diselamatkan karena pandemi ini jelas jelas memberikan dampak negatif terhadap anak baik pada jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Tentu dapat kita bayangkan apa yang terjadi pada anak-anak ini. Secara fisik, mereka juga kelompok masyarakat yang rentan terkena karena faktor penularan yang terjadi di lingkungan tempat tinggal orang tua mereka. Disisi lain, yang paling menyedihkan, mereka adalah korban dan akan mengalami trauma psikis saat orang tua mereka menjadi korban.

Perubahan tata aturan bermasyarakat akibat pandemi juga membawa dampak pada anak anak. Adanya pembatasan sosial dapat berefek serius pada pendidikan mereka, apalagi juga karena adanya pembatasan akibat wabah yang berlum terkendali akan membawa dampak buruk pada ekonomi keluarga yang harus kehilangan pekerjaan akibat minusnya pertumbuhan ekonomi dan pengangguran yang dialami oleh orang tua mereka.

Jelas hal ini mengganggu anak untuk tumbuh dan berkembang. Apa yang dialami oleh orang tua sangat jelas memberikan banyak tekanan pada anak-anak. Dampak terdekatnya adalah pada sisi masalah kesehatan, mental dan perilaku, perkembangan dan mungkin saja anak anak akan mengalami kekerasan akibat orang tua bisa saja mengalami frustasi dan kehilangan kontrol diri akibat situasi yang tak kunjung bisa membaik.

Sebagaimana kita tahu, dalam krisis apa pun, anak anak merupakan komunitas yang paling rentan menderita secara tidak proporsional. Tentu hal ini menjadi tanggung jawab kita untuk mencegah penderitaan, menyelamatkan hidup mereka. Tentulah tindakan pencegahan secara dini harus segera dilakukan dan diterapkan agar anak anak tidak mendapatkan masalah serius baik pada sisi mental dan psikis mereka maupun secara fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar mereka akan pakan, pangan dan pendidikan.

Covid 19 jelas membawa dampak serius pada keluarga yang selama ini menggantungkan hidup pada sektor informal. Orang tua anak yang bergantung pada pekerjaan dan berpenghasilan menengah dan rendah akan sangat terkena dampak dari adanya pembatasan sosial. Kebutuhan gizi yang kurang terpenuhi berdampak serius pada rusaknya kesehatan raga anak. Meskipun sudah banyak sistem perawatan kesehatan nasional yang berjuang untuk hal itu, namun adanya pembatasan menyebabkan kepala keluarga tidak leluasa untuk bekerja dan membawa penghasilan pulang.

Dalam dunia pendidikan, Covid juga telah mengganggu pendidikan mereka. Adanya pergantian sistim pendidikan dari offline (tatap muka) menjadi online (daring) telah mengganggu pendidikan mereka. Adanya penutupan sekolah dalam jangka waktu yang lama telah membuat siswa kehilangan akses ke program gizi berbasis sekolah. Hal ini mendorong siswa ke ruang kebingunan baru karena waktu bersosialisasi sesama mereka menjadi terbatas. Seluruh generasi siswa dapat mengalami kerugian dalam pembelajaran dan potensi mereka.

Hilangnya mata pencaharian orang tua, sulitnya mengakses layanan kesehatan dasar sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar anak, mulai dari makanan hingga layanan kesehatan. Yayasan Save the Children menemukan 77 persen rumah tangga tak bisa mendapatkan asupan makanan yang layak atau seharusnya akibat adanya pembatasan sosial yang berdampak pada hilangnya mata pencaharia orang tua selama pandemi.

Anak anak yang tidak bisa mengakses layanan pendidikan berkualitas yang disebabkan keterbatasan infrastruktur layanan komunikasi dan informasi karena keterbatasan dan kendala membuat mereka tidak bisa mendapatkan layanan pendidikan selama masa pandemi. Tak hanya itu, kendala lain juga muncul dari fasilitas pendukung yang terbatas.

Hal yang paling menyedihkan dan harus segera ditangani adalah pandemi telah membuat banyak anak anak kehilangan orang tua. Kita harus akui banyaknya korban jiwa yang berjatuhan akibat Covid19 telah mengantarkan anak anak kepada status menjadi yatim piatu. Saat ini, data mencatat, 60 persen lebih kasus Covid-19 terjadi pada kelompok usia produktif (30-45 tahun). Di usia ini, umumnya orang di Indonesia telah menikah dan memiliki 1-3 anak. Kondisi tersebut meningkatkan risiko bagi anak kehilangan orang tuanya yang terinfeksi, diisolasi, dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun