Mohon tunggu...
Teuku Musrian
Teuku Musrian Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis muda

seorang mahasiswa yang suka bidang jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Jangan Hanya Mengajar, tapi Juga Membina Karakter

10 Desember 2024   20:25 Diperbarui: 10 Desember 2024   20:33 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Contoh: Pendidikan karakter siswa (Sumber: binus school/https://semarang.binus.sch.id/))

Di balik tugas utama seorang guru yang mengajar di kelas, ada peran lain yang tidak kalah penting, yaitu pembinaan karakter siswa. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter, moral, dan etika yang baik pada generasi penerus bangsa. Namun, belakangan ini ada fenomena yang perlu dicermati: banyak guru yang cenderung membiarkan atau bahkan mendukung perilaku yang tidak sesuai dengan norma, seperti pacaran di usia muda. Peran guru yang seharusnya memberikan arahan dan mendidik dengan bijak justru terlihat mengabaikan tanggung jawab moral mereka.

Pendidikan Karakter adalah Tugas Utama yang Tak Boleh Dilewatkan

Pendidikan karakter adalah salah satu bagian integral dalam proses pembelajaran. Di luar mata pelajaran formal, seorang guru memiliki tanggung jawab besar dalam membantu siswa mengembangkan nilai-nilai moral, etika, dan perilaku yang baik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki sikap yang baik dalam kehidupan sosial mereka.

Namun, pembinaan karakter bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Di sekolah, siswa tidak hanya belajar matematika, bahasa Indonesia, atau ilmu pengetahuan alam, tetapi juga belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, menghargai norma sosial, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Inilah yang menjadikan tugas guru tidak terbatas pada mengajar materi pelajaran saja, tetapi juga menjadi teladan dan pembimbing dalam kehidupan sehari-hari.

Pacaran di Usia Muda: Mengapa Guru Harus Peduli?

Fenomena pacaran di usia muda---terutama di bawah 18 tahun---sekarang ini semakin sering dijumpai di kalangan remaja. Tidak jarang, hubungan ini bahkan terjadi di lingkungan sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pacaran yang terjadi pada usia muda sering kali tidak disertai dengan pemahaman yang matang tentang bagaimana mengelola perasaan, komunikasi yang sehat, dan dampaknya terhadap perkembangan pribadi.

Guru sebagai pembimbing seharusnya tidak hanya diam atau bahkan mendukung hubungan tersebut tanpa memberikan edukasi tentang dampak psikologis dan sosialnya. Remaja yang terlibat dalam hubungan asmara seringkali belum siap secara emosional, dan tanpa pengawasan yang tepat, hubungan ini bisa menyebabkan gangguan dalam prestasi belajar, masalah kesehatan mental, dan bahkan menciptakan ketegangan sosial di antara teman-teman sekelas.

Guru memiliki peran penting untuk memberikan arahan kepada siswa bahwa pacaran di usia muda perlu dilihat secara lebih bijak. Sebagai pendidik, seharusnya mereka tidak hanya mengabaikan atau malah mendukung perilaku ini, melainkan memberikan panduan tentang bagaimana membangun hubungan yang sehat di masa depan, dengan pemahaman yang lebih matang tentang tanggung jawab dan komitmen.

Tanggung Jawab Moral Guru dalam Membina Karakter

Guru bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang pembimbing yang seharusnya memiliki perhatian terhadap karakter siswa. Berikut adalah beberapa alasan mengapa guru perlu berperan aktif dalam pembinaan karakter siswa:

  1. Membangun Kesadaran Sosial dan Moral
    Seorang guru harus mampu mengenalkan nilai-nilai sosial dan moral yang baik kepada siswa. Dalam hal ini, guru harus berani untuk memberikan pemahaman bahwa perilaku tertentu, seperti pacaran di usia muda, mungkin belum cocok untuk dijalani tanpa pemahaman yang jelas tentang dampaknya. Ini bukan berarti melarang, tetapi mengedukasi untuk lebih berhati-hati.

  2. Menjadi Teladan yang Baik
    Seorang guru harus menjadi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas. Siswa cenderung meniru apa yang mereka lihat dari figur otoritas mereka. Oleh karena itu, guru harus menunjukkan sikap yang bijaksana, sopan, dan memiliki integritas, serta memberi contoh dalam bagaimana membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati.

  3. Mengajarkan Keterampilan Sosial yang Sehat
    Guru seharusnya tidak hanya fokus pada pembelajaran akademis, tetapi juga membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial yang baik. Hal ini termasuk cara berkomunikasi yang baik, bagaimana menghargai orang lain, dan bagaimana menjaga hubungan yang sehat, baik itu dengan teman sebaya maupun dengan pasangan di masa depan.

  4. Mengedukasi tentang Prioritas dalam Hidup
    Remaja sering kali terjebak dalam kebingungannya tentang apa yang seharusnya menjadi prioritas dalam hidup mereka. Guru memiliki kesempatan untuk mengingatkan bahwa pendidikan dan pengembangan diri adalah hal yang harus lebih didahulukan dibandingkan hubungan asmara yang belum tentu membawa manfaat positif. Edukasi tentang pentingnya fokus pada studi dan pengembangan diri akan membantu siswa menghindari distraksi yang tidak perlu.

Mengapa Guru Tidak Boleh Mendukung Hal yang Salah?

Selain menjadi pembimbing, guru juga harus mampu mengambil sikap tegas jika ada perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Mendukung atau membiarkan perilaku negatif, seperti pacaran di usia yang terlalu muda tanpa pemahaman yang tepat, justru dapat merugikan siswa itu sendiri. Dalam beberapa kasus, bisa jadi guru berpikir bahwa mereka tidak ingin campur tangan dalam kehidupan pribadi siswa. Namun, sebagai pendidik, mereka harus memiliki kesadaran bahwa peran mereka tidak hanya sebatas mengajar pelajaran di kelas, tetapi juga membentuk karakter siswa yang kelak akan menjadi pemimpin dan anggota masyarakat.

Guru yang mendukung perilaku yang salah atau membiarkannya begitu saja tanpa memberikan pengarahan bisa berisiko mengabaikan tanggung jawab mereka sebagai pendidik. Ini dapat menyebabkan siswa merasa bahwa tidak ada konsekuensi bagi tindakan mereka, padahal perilaku tersebut bisa berakibat negatif di masa depan.

Solusi untuk Pembinaan Karakter yang Lebih Baik

Untuk memastikan pembinaan karakter yang lebih baik, beberapa langkah yang dapat diambil oleh guru antara lain:

  1. Edukasi tentang Nilai-nilai Moral dan Etika
    Guru harus mengajarkan nilai-nilai yang mendalam tentang tanggung jawab, kejujuran, dan integritas. Dengan mengajarkan siswa tentang pentingnya prinsip-prinsip ini, mereka akan lebih mudah membedakan tindakan yang benar dan salah dalam hidup mereka.

  2. Pendekatan yang Empatik dan Bijak
    Alih-alih menegur dengan cara yang keras, guru bisa melakukan pendekatan empatik kepada siswa yang terlibat dalam pacaran atau perilaku negatif lainnya. Memberikan ruang untuk berbicara dan mendengarkan perasaan mereka bisa membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik.

  3. Mendorong Pengembangan Diri
    Guru harus mendorong siswa untuk lebih fokus pada pengembangan diri dan masa depan mereka. Dengan memberikan arahan tentang pentingnya pendidikan dan keterampilan hidup, guru bisa membantu siswa untuk memprioritaskan tujuan jangka panjang mereka.

Pendidikan tidak hanya tentang mengajar pelajaran, tetapi juga tentang membentuk karakter dan moral siswa. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa siswa tidak hanya sukses dalam ujian akademis, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Mendukung perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan tidak memberikan pembinaan karakter yang tepat hanya akan merugikan siswa itu sendiri. Oleh karena itu, guru harus mampu menjadi teladan yang baik dan aktif dalam membimbing siswa untuk menjadi individu yang berkarakter, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun