Mohon tunggu...
Teuku Muhammad Nur Fadilah
Teuku Muhammad Nur Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pecinta geopolitik, gemar menulis tentang kebijakan luar negeri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendorong Stabilitas di Asia Timur: Peran Indonesia dalam Pembentukan Zona Bebas Senjata Nuklir di Semenanjung Korea

13 September 2024   17:42 Diperbarui: 13 September 2024   17:46 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New York Times (North Korea Military Parade)

Pendahuluan

Semenanjung Korea telah menjadi salah satu kawasan yang paling tidak stabil di dunia selama beberapa dekade terakhir. Hal ini disebabkan oleh banyaknya dinamika dan eskalasi yang terjadi di kawasan tersebut. Faktor utama datang dari rivalitas antara Korea Utara dan Korea Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat. Kalkulasi kekuatan yang tidak seimbang tersebut membuat Korea Utara harus mempunyai kekuatan yang besar untuk melindungi dirinya dari segala ancaman, sehingga pada akhir 1980-an negara tersebut memulai pengembangan nuklir sebagai self defence weapon.

Kembali ke masa sekarang, uji coba rudal balistik dan pengembangan nuklir Korea Utara telah menjadi momok yang menakutkan bagi negara-negara di kawasan Asia Timur. Pasalnya nuklir tersebut dapat menjadi senjata yang mematikan dan dapat memberikan daya hancur yang luar biasa apabila perang pecah di kawasan tersebut. Sehingga hal ini menjadi dinamika dan dilema yang mendalam bagi negara-negara di kawasan ini.

Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan untuk meredakan ketegangan dan menjauhkan kawasan ini dari skenario perang nuklir. Salah satu contohnya adalah Six Party Talks yang diinisiasi pada tahun 2003-2007 untuk mendiskusikan mengenai program nuklir Korea Utara. Akan tetapi dialog tersebut dianggap tidak efektif, bahkan gagal untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut, sehingga perlu dicari solusi alternatif bagi penyelesaian konflik di kawasan tersebut. 

Dalam konteks ini penulis beranggapan bahwa Indonesia memiliki peluang strategis untuk memainkan peran penting sebagai mitra dialog untuk memberikan saran-saran alternatif sebagai upaya mitigasi konflik tersebut. Indonesia memiliki pengalaman di ASEAN dalam mencetuskan Zona Bebas Senjata Nuklir (ZBSN) yang mana hal ini dapat menjadi refleksi dan solusi yang dapat ditawarkan terhadap dinamika di kawasan Asia Timur tersebut.

Potensi Peran Strategis Indonesia Sebagai Mitra Dialog

Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara dan salah satu pemimpin ASEAN, Indonesia memiliki kredibilitas internasional dalam diplomasi dan kebijakan luar negeri. Sejarah panjang Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara memberikan modal penting untuk ikut serta dalam penyelesaian konflik di kawasan Asia Timur. Salah satu kontribusi besar Indonesia adalah keterlibatannya dalam menciptakan Zona Bebas Senjata Nuklir ASEAN (South East Asia Nuclear Weapon-Free Zone atau SEANWFZ) yang berhasil menciptakan stabilitas dan perdamaian di Asia Tenggara.

Pengalaman Indonesia dalam SEANWFZ dapat menjadi model untuk diterapkan dalam usaha pembentukan ZBSN di Semenanjung Korea. SEANWFZ secara resmi terbentuk melalui Treaty of Bangkok pada tahun 1995, yang mana treaty tersebut menjadi dasar bagi upaya pencegahan pembangunan senjata nuklir serta membangun kepercayaan di antara negara anggota. Pengalaman besar ini dapat digunakan oleh Indonesia untuk membangun fondasi dialog yang lebih konstruktif antara Korea Utara dan komunitas internasional.

Solusi yang Dapat Ditawarkan Indonesia Dalam Konteks Konflik Asia Timur

Dalam konteks konflik nuklir di Asia Timur, Indonesia dapat berperan sebagai mediator yang netral serta memberikan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Indonesia harus dapat membangun kepercayaan dan mengakomodir semua kepentingan tidak hanya bagi negara di kawasan Asia Timur, tetapi juga great powers yang bermain disana, seperti Cina, Rusia, dan Amerika Serikat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun