Jalaluddin menuturkan dalam bukunya "Psikologi Komunikasi", komunikasi yang efektif  ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan. Kesepahaman antara komunikator dan komunikan adalah sebuah hasil yang ingin dicapai dari  penyampaian sebuah kebijakan publik, komunikasi efektif dapat dilakukan dengan menyusun strategi komunikasi yang tepat dengan pendekatan holistik.
Pranata Humas, melalui penyusunan sebuah strategi komunikasi efektif, memiliki peran yang strategis dalam rangka terciptanya sosialisasi yang tepat guna dari setiap kebijakan publik yang ada.Â
Dalam proses pembentukan setiap kebijakan publik, pranata humas dari setiap Kementerian/Lembaga/Instansi/Pemerintah Daerah diharapkan akan dapat membantu menetapkan sasaran hadirin (target audiences) untuk masing-masing kebijakan publik yang ditetapkan. Kemudian melalui pendekatan secara holistik maka strategi komunikasi yang disusun akan  berdampak positif terhadap penyampaian pesan dalam sebuah kebijakan publik yang disahkan oleh Pemerintah.
Mengutip Siaran Pers No. 305/HM/KOMINFO/08/2021 pada tanggal 30 Agustus 2021 di Konvensi Pranata Humas oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate, "Penyelenggaraan komunikasi publik dalam pembangunan sangat krusial. Dengan komunikasi publik yang efektif, informasi dan capaian pembangunan terdiseminasi secara menyeluruh. Interaksi antara pemerintah, pemerintah dengan publik, dan sebaliknya publik kepada pemerintah, juga terselenggara dengan harmonis,". Â
Oleh sebab itu, demi mensosialisasikan pesan positif dan prestasi kepada publik peran komunikasi dan humas pemerintah menjadi sangat krusial, agar terbangun kredibilitas negara atau lembaga dari masyarakat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H