Mohon tunggu...
Teuku Amnar Saputra
Teuku Amnar Saputra Mohon Tunggu... Human Resources - Guru BK dan DLB

Menulis untuk bahagia dan mencoba bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bermain sebagai terapi untuk anak

7 Januari 2025   22:30 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:30 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermain adalah aktivitas alami dan penting dalam kehidupan anak-anak. Selain sebagai sarana rekreasi, bermain juga memiliki peran yang signifikan dalam mendukung perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Dalam dunia psikoterapi, bermain telah diakui sebagai medium efektif untuk membantu anak-anak mengatasi berbagai tantangan psikologis. Artikel ini akan membahas bagaimana bermain dapat dimanfaatkan sebagai terapi untuk anak, metode yang digunakan, serta manfaatnya dalam mendukung kesehatan mental anak.

Apa Itu Terapi Bermain?

Terapi bermain adalah pendekatan psikoterapi yang menggunakan aktivitas bermain untuk membantu anak-anak mengekspresikan diri, memahami emosi, dan memecahkan masalah. Teknik ini didasarkan pada premis bahwa bermain adalah cara alami anak untuk berkomunikasi dan memahami dunia di sekitar mereka. Melalui bermain, anak-anak dapat menyampaikan perasaan atau pengalaman yang sulit mereka ungkapkan secara verbal (Landreth, 2012).

Pendekatan dalam Terapi Bermain

Dalam praktiknya, terapi bermain memiliki dua pendekatan utama, yaitu:

  1. Non-directive Play Therapy: Pendekatan ini memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak untuk memimpin sesi bermain. Terapis hanya berperan sebagai pengamat dan fasilitator, menciptakan lingkungan yang aman untuk anak berekspresi. Teknik ini cocok untuk anak yang membutuhkan ruang untuk mengeksplorasi emosi tanpa tekanan atau arahan tertentu.

  2. Directive Play Therapy: Dalam pendekatan ini, terapis mengambil peran aktif dengan memberikan arahan selama sesi bermain. Mainan atau aktivitas tertentu dipilih secara strategis untuk membantu anak mengatasi masalah spesifik, seperti trauma, kecemasan, atau kesulitan perilaku.

Manfaat Bermain sebagai Terapi

Terapi bermain telah terbukti efektif dalam menangani berbagai masalah psikologis pada anak. Berikut beberapa manfaat utama dari terapi ini:

  1. Meningkatkan Kemampuan Ekspresi Emosional: Bermain memungkinkan anak untuk mengungkapkan perasaan yang sulit mereka sampaikan dengan kata-kata. Misalnya, melalui bermain dengan boneka, anak dapat memproyeksikan perasaan takut, marah, atau sedih yang mereka alami.

  2. Mengatasi Trauma: Anak-anak yang mengalami trauma sering kali merasa sulit untuk berbicara tentang pengalaman mereka. Dalam terapi bermain, media seperti kotak pasir atau menggambar digunakan untuk membantu anak memproses pengalaman traumatik secara aman.

  3. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Bermain juga membantu anak mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Melalui permainan yang melibatkan kerja sama atau peran, anak belajar memahami perspektif orang lain dan meningkatkan empati.

  4. Mengurangi Kecemasan dan Stres: Aktivitas bermain yang terarah dapat membantu anak meredakan ketegangan emosional. Misalnya, bermain dengan cat air atau plastisin dapat memberikan efek relaksasi dan menenangkan.

Pelaksanaan Terapi Bermain

Terapi bermain biasanya dilakukan oleh terapis yang telah terlatih. Prosesnya meliputi asesmen awal untuk memahami kebutuhan anak, pemilihan media bermain yang sesuai, serta sesi bermain yang berlangsung selama 30-50 menit. Terapi ini dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung pada kebutuhan anak.

Bermain sebagai terapi adalah pendekatan yang efektif untuk mendukung kesehatan mental anak. Dengan memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri melalui aktivitas bermain, terapi ini membantu mereka mengatasi berbagai tantangan emosional dan psikologis. Selain itu, terapi bermain juga mendukung perkembangan sosial dan emosional anak secara keseluruhan, menjadikannya alat penting dalam intervensi psikologis anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun