Kata "menjilat" sering kali membawa konotasi negatif. Ia diidentikkan dengan perilaku memuja seseorang secara berlebihan demi keuntungan pribadi. Namun, mari kita lihat dari sudut pandang lain. Bagaimana jika seni "menjilat" ini kita ubah menjadi seni persuasi yang beretika, dengan tujuan mendorong kebaikan?
Seni menjilat sebenarnya adalah kemampuan untuk berbicara dengan memikat hati orang lain, menonjolkan sisi positif mereka, dan meraih perhatian melalui pujian atau apresiasi. Namun, perbedaannya terletak pada niat. Jika biasanya "menjilat" dilakukan demi kepentingan sempit, seni persuasi yang sehat dilakukan demi menciptakan hubungan baik dan menghasilkan dampak positif.
Mengubah Perspektif Menjilat Menjadi Persuasi yang Positif
Kunci utama dari seni persuasi yang positif adalah kejujuran. Jika ingin memberikan pujian, lakukanlah dengan tulus berdasarkan fakta. Misalnya, alih-alih memuji "kerja keras luar biasa" seseorang secara berlebihan, coba sampaikan, "Saya benar-benar mengapresiasi bagaimana Anda menyelesaikan tugas ini dengan detail dan tepat waktu."
Dengan pujian yang spesifik dan nyata, kita tidak hanya membuat orang merasa dihargai, tetapi juga menunjukkan bahwa kita memperhatikan mereka dengan sungguh-sungguh.
Persuasi bertujuan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik. Dalam konteks ini, pujian bisa menjadi alat untuk mendorong seseorang agar melakukan hal yang lebih baik lagi. Misalnya, jika ingin rekan kerja lebih rajin berkolaborasi, pujilah usaha kecil mereka dalam bekerja sama. "Kemarin, ide kamu sangat membantu tim. Kami jadi lebih cepat menyelesaikan proyek."
Dengan cara ini, pujian bukan sekadar basa-basi, tetapi menjadi motivasi bagi orang lain untuk melangkah lebih jauh.
Gunakan Bahasa yang Menginspirasi, Bukan Menggurui
Seni menjilat yang positif harus menghindari kesan manipulatif. Sebaliknya, kita perlu menggunakan bahasa yang menyemangati. Hindari frasa yang memaksa atau mengandung agenda tersembunyi. Fokuslah pada bagaimana tindakan baik mereka memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitar.
Kemudian perlu dipahami juga bahwasanya orang lebih cenderung dipengaruhi oleh mereka yang menunjukkan ketertarikan tulus pada apa yang mereka katakan. Oleh karena itu, jangan hanya berbicara untuk memuji; dengarkan juga cerita dan sudut pandang mereka. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli, bukan hanya mencari keuntungan.