Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kenaikan Sabuk Karate, Bukan Tentang Gagal atau Berhasil

17 Januari 2025   13:00 Diperbarui: 17 Januari 2025   13:00 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aliya saat membaca Sumpah Karate sebelum berganti sabuk (dokumen pribadi)

Ini anak ketiga saya. Namanya, Fattaliyati Dhikra. Baru kelas 7 SMP. Anak perempuan yang biasa dipanggil Aliya, ini adalah seorang karateka di bawah naungan Dojo Permata Depok. Sebagaimana namanya, dojo ini berada di perumahan Permata Depok, Pondok Jaya, Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat.

Anak saya belum lama ini naik sabuk. Dari sabuk warna biru ke sabuk warna coklat. Pelantikan kenaikan sabuk sudah dijalani pada 4 - 5 Januari 2025, di Wisma Kimia Farma, Ciloto, Puncak, Jawa Barat. Pelantikan ini dipimpin oleh MSH atau Majelis Sabuk Hitam.

Kegiatan ini dibarengi dengan Gashuku atau latihan bersama di alam bebas. Dalam bahasa Jepang, gashuku berarti 'belajar' dan 'menginap', bertujuan untuk memperbaiki dan menyamakan gerakan. Selain itu, menyeragamkan teknik yang sudah diajarkan bagi seluruh karateka atau kohai.

Melalui gashuku ini, para karateka diharapkan dapat mengembangkan sifat kejujuran (Gi), keberanian (Yuu) dan sopan santun (Rei). Dengan harapan melahirkan para karateka yang positif (Seishin) dan memiliki semangat tinggi (Seiki).

Sebelum pelantikan, anak saya mengikuti ujian kenaikan sabuk terlebih dahulu di Polres Metro Depok. Hasilnya, anak saya dinyatakan naik sabuk. Sayangnya, anak saya tidak masuk nominasi the best, tidak seperti hasil sebelumnya. Tapi, tidak apa-apa. Tidak perlu kecewa.

Ujian masing-masing warna sabuk mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda. Semakin tinggi warna sabuk tentunya akan semakin sulit. Itu sebabnya, ujian kenaikan sabuk dikelompokkan berdasarkan warna sabuk. Tidak bercampur dengan warna sabuk yang lain. Pembagian kelompok berdasarkan warna sabuk untuk memudahkan sinpei atau pelatih memberi instruksi gerakan bagi karateka.

Aliya merangkak di rerumputan (dokumen pribadi)
Aliya merangkak di rerumputan (dokumen pribadi)

Oh iya, ujian kenaikan tingkat ini bukanlah kompetisi menang kalah, baik buruk, justifikasi gagal atau berhasil. Namun, lebih sebagai nilai prestasi dan tanda keberhasilan dalam menyerap apa saja yang diajarkan oleh senseinya selama ini.

Bagi seorang kohai, ujian kenaikan tingkat ini sangat penting. Mengapa, karena dalam belajar karate, atlet dituntut mengikuti tahapan yang telah ditentukan.
Selain sebagai evaluasi hasil latihan, ujian kenaikan sabuk juga untuk persiapan naik ke tingkat lebih tinggi. Sekaligus persiapan menghadapi sejumlah kejuaraan yang akan diikuti dalam waktu dekat.

Proses penyematan kenaikan sabuk ini para kohai, termasuk anak saya, berbaris lalu berguling-guling menuju para senpai yang dalam posisi berdiri. Di tangannya sudah memegang sabuk warna sesuai kenaikan sabuk para karateka.

Seragam karate yang tadinya putih bersih berubah kotor dipenuhi lumpur. Bagaimana tidak kotor, para kohai merayap dan merangkak di rerumputan yang basah habis diguyur hujan. Tapi ya seperti kata iklan "berani kotor itu, baik". Tidak heran para kohai tetap semangat mengarungi rintangan-rintangan ini ditemani rintikan hujan.

Gerakan-gerakan ini juga bagus untuk kekuatan fisik para kohai. Anak saya terlihat berputar dengan posisi badan membungkuk dan tangan memegang telinga. Entah berapa putaran itu. Sepertinya sih ada 10 putaran. Setelah itu, anak saya merangkak deh menuju para senpai yang sudah bersiap menyambut para kohai.

Sesampainya di hadapan senpai, senpai menepuk-menepuk tubuh kohai dengan sabuk yang baru. Lalu kohai melepas sabuk yang mengikat pinggang dan mengalungkannya ke leher. Sebelum berganti sabuk, kohai harus mengucapkan sumpah karate atau dojokum.

Anak saya pun mengucapkan dengan lantang, meski sempat ada yang lupa. Adapun bunyi sumpah karate yaitu sanggup memelihara kepribadian, sanggup patuh pada kejujuran, sanggup mempertinggi prestasi, sanggup menjaga sopan santun, sanggup menguasai diri.

Aliya latihan perdana setelah berganti sabuk (dokumen pribadi)
Aliya latihan perdana setelah berganti sabuk (dokumen pribadi)

Setelah itu, kohai mengikat sabuk baru ke pinggangnya, memberi hormat, penyematan sabuk pun selesai. Anak saya pun sah menyandang sabuk coklat. Warna yang melambangkan tanah karena tanah yang berdekatan langsung dengan bumi. Menandakan seorang karateka punya sikap yang rendah hati terhadap sesama dan harus menghargai semua yang terlibat dalam belajar ilmu karate.

Pada level ini, terdapat tingkatan berupa strip/garis di tingkatan sabuk cokelat, mulai dari strip satu sampai tiga. Sabuk cokelat menuju ke sabuk paling tinggi yaitu hitam, arateka akan berlatih selama minimal 18 bulan di tingkatan ini.

Senpai Tia Destianingrum mengatakan pencapaian kenaikan sabuk ini penting karena menjadi penanda kemajuan dan perkembangan karateka. Kenaikan sabuk juga dapat membantu karateka untuk mengembangkan karakter dan kepribadian yang baik.

Meski demikian, harus tetap dibarengi dengan semakin giat berlatih. Karena dengan latihan dapat memperbaiki kihon, kata (jurus) dan teknik pukulan.

Dengan latihan karate dapat mengembangkan kelincahan, kekuatan, dan kecepatan, yang memungkinkan teknik yang cepat dan efektif sekaligus meningkatkan kekencangan dan daya tahan otot. Dengan melatih tangan dan kaki, serta sisi kiri dan kanan secara seimbang, dapat mengembangkan  koordinasi mental dan fisik, serta fleksibilitas.

Bagi saya, sebagai orang tua, melalui kegiatan olahraga karate ini, anak saya bisa mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif. Selain itu, dengan mengikuti latihan, dapat menjaga kesehatan dan stamina anak-anak melalui olahraga.

Karena itu, saya sangat mendukung anak saya mengikuti kegiatan bela diri karate. Selain anak saya bisa mempertahankan dirinya dari gangguan, juga melatih dirinya untuk lebih peka dengan lingkungan sekitar.  

Tidak hanya itu. Dengan karate anak saya juga dapat menumbuhkan disiplin mental, fokus, kepercayaan diri, dan pengendalian diri. Hal-hal yang memungkinkan anak saya menangani situasi menantang dengan tenang, namun mampu membaca situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun