Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Music

Tribute Musisi-Penyanyi Legendaris Tahun 1960-an: Titiek Sandhora, Muchsin Alatas, Ernie Djohan, Titiek Hamzah Nyanyikan Lagu Hits di Zamannya

27 Desember 2024   11:03 Diperbarui: 27 Desember 2024   11:07 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada gebrakan baru dari Kementerian Kebudayaan (Kemenbud). Kementerian yang diampu Fadli zon ini meluncurkan Gerakan Estafet Kebudayaan  Indonesia (Genk-Ind), Selasa 24 Desember 2024, di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jakarta.

Sebagai langkah awal, Genk-Ind menghadirkan Tribute Musisi - Penyanyi Legendaris Tahun 60-an. Dari nama acaranya sudah terbaca bahwa acara ini ya... mengenai penyanyi-penyanyi lawas di era itu.

Sebagaimana arti dari kata tribute sendiri, bahwa acara ini sebagai ajang penghormatan bagi para penyanyi legendaris Indonesia dari berbagai era. Dan, untuk yang pertama ini atau semacam kick off menghadirkan penyanyi yang lagu-lagunya hits di tahun 1960an.

Tidak heran, di acara ini hadir penyanyi-penyanyi dan musisi lawas alias jadul alias jaman dulu. Sebut saja pasangan suami isteri Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas, bersama puteranya Bobby Sandhora Muchsin yang juga penyanyi cilik tahun 1970an.

Bobby penyanyi cilik yang lagunya ngehits juga pada tahun itu. "Mama sayang Bobby, Papa juga sayang Bobby, Apa yang Bobby minta, Mereka memberinya, Kuminta adek yang kecil, Kudapat adek yang mungil". Lagu yang diciptakan Titiek Puspa ini dirilis pada 1976 di saat Bobby masih berusia 3 tahun.

Ada juga Titiek Hamzah, basist dan vokalis group band "Dara Puspita". Perempuan bernama lengkap Hamziati Hamzah, ini di usia yang 76 tahun masih terlihat energik. Senyumnya terlihat selalu mengembang. Padahal, ia sudah beberapa kali operasi karena masalah penyakit tuanya.

Ernie Djohan juga hadir di acara ini. Meski usianya tidak lagi muda, ternyata gerakannya masih lincah. Ernie Djohan juga dikenal sebagai pelopor penyanyi cilik pertama di Indonesia di era 1963-1965an.

Beberapa lagunya seperti Teluk Bayur, Kau Selalu di Hatiku, Mutiara yang Hilang, Senja di Batas Kota, ngehits di zamannya dan masih dinyanyikan oleh banyak orang sampai sekarang, meski dengan sentuhan yang berbeda.

Titiek Hamzah saat beraksi (dokumen pribadi)
Titiek Hamzah saat beraksi (dokumen pribadi)

Seharusnya eyang Titiek Puspa dan tante Titi Kadi hadir juga di acara tribute ini. Namun, karena kondisi kesehatan sedang kurang fit, kedua penyanyi legendaris ini pun berhalangan hadir.

Titiek Puspa menyampaikan permohonan maaf melalui video rekaman dan panggilan video yang dipandu oleh Mi'ing Bagito dan Neno Warisman, penyanyi lawas juga tapi beda generasi. Sementara permohonan maaf Titi Kadi disampaikan melalui sahabatnya, Titiek Hamzah.

Selain itu, ada group band The Mercy's, asal Kota Medan, yang menggebrak musik pop Indonesia tahun 1972. Band ini tampil sebagai musik pengiring saat penyanyi-penyanyi lawas membawakan lagu andalan mereka. Sempat juga membawakan satu lagu hits band ini "Dalam Kerinduan".

Gerakan yang dibuka resmi Menteri Kebudayaan Fadli Zon, ini juga dihadiri oleh
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Abdul Mu'ti, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Staf Khusus Presiden Yovie Widianto Bidang Ekonomi Kreatif, Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, serta pejabat di lingkungan Kementerian Kebudayaan juga hadir dalam kesempatan ini.

Menteri Fadli Zon mengungkapkan Tribute Musisi-Penyanyi Legendaris tahun 1960-an ini sebagai bentuk silaturahmi kepada penyanyi-penyanyi lawas legendaris. Karena baru gerakan awal, maka kegiatan ini sekaligus sebagai kick off untuk menyelenggarakan tribute serupa yang menghadirkan para musisi dan penyanyi era-era selanjutnya.

"Kali ini, kami mengundang para legenda musisi penyanyi 1960-an, bagian upaya kami untuk mengapresiasi. Kementerian Kebudayaan berharap nantinya memiliki platform untuk mengapresiasi para musisi yang sudah berkarya dan berprestasi. Tidak saja di panggung Indonesia, tetapi juga membawa nama Indonesia di panggung dunia. Ini penting sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia," kata Fadli Zon.

Musik era 1960-an jelas berbeda dengan era-era tahun 2000-an. Dulu hanya bisa dinikmati melalui radio dan televisi. Itu pun tidak semua orang bisa menikmatinya karena orang yang memiliki televisi jumlahnya masih terbatas. Hanya "segelintir" orang kaya.

"Musik bisa didengarkan melalui kaset itu sudah era 1970-an. Sebelumnya hanya melalui radio ataau televisi," kenang Fadli Zon.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Karena itu, ia mengapresiasi kegiatan Tribute Musisi-Penyanyi Legendaris 1960-an yang menghadirkan para musisi dan penyanyi legendaris kebanggaan Indonesia.

Ketua Gerakan Estafet Kebudayaan Neno Warisman, yang juga seniman kawakan, menyampaikan tribute ini bentuk penghormatan kepada orang-orang yang telah memberikan separuh atau dua pertiga hidupnya untuk Indonesia.

"Berangkat dari rasa cinta seorang budayawan yang menginginkan kita semua memberikan penghormatan kepada mereka yang telah mendedikasikan hidupnya untuk Indonesia melalui musik dan lagu," kata Neno.

Pihaknya percaya setiap lagu-lagu yang dibawa penyanyi era 1960-an dan era-era selanjutnya selalu membawa pesan sesuai dengan masanya. Karena itu, penting untuk kembali disampaikan ke generasi berikutnya sebagai bagian dari budaya Indonesia.

Melalui kegiatan ini, pihaknya juga berharap masyarakat akan dengan mudah bersentuhan kembali dengan nilai-nilai yang dibawa dari dekade ke dekade di area-area publik. Menyambungkan generasi ke generasi berikutnya melalui lagu-lagu lawas Indonesia.

Neno bersyukur saat ini sudah ada pihak swasta pemiliki outlet kedai kopi yang bersedia memutar lagu-lagu lawas di ratusan outlet kedainya.

Dalam acara ini tentu saja kurang lengkap jika para penyanyi lawas yang hadir tidak membawakan lagu hits mereka. Satu per satu, para penyanyi ini pun tampil di atas panggung. Semua hadirin yang sebagian besar berusia lawas ikut bernyanyi bersama. Menandakan, lagu-lagu lawas ini memang melegenda dan mendapat tempat di hati para penggemarnya.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan buket bunga penyanyi legendaris (dokpri)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan buket bunga penyanyi legendaris (dokpri)
Sebut saja Ernie Djohan yang membawakan lagu Kau Selalu di Hatiku dan Teluk Bayur.

Kau selalu di hatiku
Terpaut di dalam sukma
Tiada ku bimbang tiada ku ragu
Akan setia janjimu

Bersemi di dalam kalbu
Penawar hati nan lara
Padamu bintang padamu bulan
Saksi yang abadi

Sambutlah tanganku ini
Belailah dengan mesra
Kasihmu hanya untukku
Hingga akhir nanti

Dari awal menyanyi tanpa aba-aba, para tamu yang hadir ikut bernyanyi. Seolah-olah larut dalam memori kenangan masa silam yang bisa jadi berkisah sama dengan kisah lagu tersebut. Entah, apakah mereka yang kelahiran 80an yang turut hadir di acara ini mengenal lagu ini?

Selesai menyanyikan lagu Kau Selalu di Hatiku, Ernie Djohan lanjut menyanyikan Teluk Bayur, yang juga hits di masanya.

Selamat tinggal Teluk Bayur permai
Daku pergi jauh ke negri sebrang
Ku kan mencari ilmu di negri orang
Bekal hidup kelak di hari tua

Selamat tinggal kasihku yang tercinta
Doakan agar ku cepat kembali
Kuharapkan suratmu setiap minggu
Kan kujadikan pembuluh rindu

Lambaian tanganmu kurasakan pilu di dada
Kasih sayangku bertambah padamu
Air mata berlinang tak terasakan olehku
Nantikankah aku di Teluk Bayur

berpose dengan latar foto dan piringan hitam penyanyi legendaris (dokpri)
berpose dengan latar foto dan piringan hitam penyanyi legendaris (dokpri)

"Ada penggemar saya di Malaysia penasaran dengan Teluk Bayur. Dia datanglah ke Teluk Bayur yang berada di Kota Padang, terus protes kok Teluk Bayur nggak seindah bayangannya seperti di lagu saya. Eh, dia nggak tahu kalau Teluk Bayur itu pelabuhan jadi ya nggak seindah pantai-pantai," ucapnya terkekeh.

Kemudian dilanjutkan dengan Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas yang membawakan dua lagu lawas mereka: Dunia Belum Kiamat dan Oh Ibuku (album Merantau). Setelah itu, Titiek Hamzah naik ke panggung membawakan lagu Surabaya dan Pantai Pattaya, yang juga hits di masanya.

Adapun Neno Warisman membawakan lagu Titiek Puspa yang berjudul Adinda. Sebagai penutup, Menteri Kebudayaan Fadli Zon didaulaut untuk menyumbangkan suaranya. Ia membawakan lagu bergenre opera (entah apa judulnya).

Pada tamu jelas senang, selama lebih dari dua jam mereka dihibur live music dari musisi legendaris. Siapa yang tidak happy?

Di pengujung acara, Fadli Zon, Raffi Ahmad, Yovie Widianto menyerahkan cendera mata berupa buket bunga kepada para penyanyi legendaris ini.

Acara ini bagus karena hadir sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada musisi legendaris yang beberapa tahun berlalu kerap "terpinggirkan". Dengan penghargaan ini, meski tidak perlu tampil di panggung megah, sepertinya sudah cukup membuat para penyanyi ini diakui keberadaannya. Terlebih bisa tampil di hadapan pejabat-pejabat negara.

Oh iya, dalam kegiatan ini juga dipamerkan piringan hitam, foto-foto penyanyi legendaris yang tampil di acara ini, perangkat musik zaman baheula. Semuanya berasal dari Koleksi Pribadi Rumah Musik Fadli Zon. Menandakan si pemilik koleksi, yang tidak lain Menteri Kebudayaan Fadli Zon, memang pencinta kebudayaan Indonesia.

Latar foto Ernie Johan (dokpri)
Latar foto Ernie Johan (dokpri)

Bersama sahabat (dokumen pribadi)
Bersama sahabat (dokumen pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun